-Sekedar info-

Annyeong!!!

Udah lama banget hiatus di wordpress.. Dan aku juga minta maaf karena gak ngebales semua komentar yang mampir di beberapa post-anku yang tentang not angka lagu.. Kapan-kapan aku bakal coba nyari not yang lain, dan mudah2an bisa..

Insya Allah setelah pelaksanaan UN aku bakal comeback ng’post not angka+FF lagi^^

Terima kasih yang sudah berkunjung dan meninggalkan jejak di wordpressku yang tak berpenghuni ini 😀

-yeyemimii-

Not Angka Pianika_BoA “Between Heaven And Hell” (Ost. Shark)

Annyeong!!! Comeback bawa not angka baru 😀
btw, udah pada denger Lagu’y Mak(?) BoA yang satu ini? Yang udah pernah nonton Shark or Jumping BoA pasti tau 😀 pas denger Lagu+suara’y yang super duper bikin nyesek, kepikiran buat nyari not angka’y 😀 dan,, inilah not angka’y, gak tau dah nyambung nggak’y 😀

BoA – Between Heaven and Hell

4 4 4 4 2 3 4
Charari miwohaja
5 4 3 2 3 3 6 3 1
Neoreul aneulsurok nan apha
2 2 1 2 2 1 1 .6/
Achimimyeon jeonbu itgo
.5 .6 .6 .6/ .6 .5 .6
tto neoreul chatgetjiman

4 4 3 4 4 2 3 4
Charari mirwoduja
5 4 3 2 3 6 3 1
Motsseuge dwae beorin sarang
2 2 1 2 2 1 1 .6/
Eotteohkedeut siganiran
.5 .6 .6 .6/ .6 .6 .5
tto uril heureul theni

2 3 4 2 3 4 3 4 3 1 .6 1
Mianhae ajik neoreul saenggakhaeseo
5 6 6/ 6
Saranghaeseo
2 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 3
Neol gyeolgugen wanjeonhi nochido motal
3 2 6 6
Naraseo….

#Reff
6 6 5 4 1. 1. 6/ 6 5
Dan haruman deo saranghaja
2 5 6 3 6/
tto geojitmalman
6/ 6 5 6 2. 6 5 4 4
Neoreul tto bomyeonda itgoseo
2 4 3 4 4 4 4 5/ 4/ 4 5 6 6
tto useumyeonseo saranghaebeorineun nareul…

6 6 5 4 1. 1. 6/ 6 5
Dan harurado ijeoboja
2 5 4 3 6/
mot jikil malman
6/ 6 5 6 2. 6 5 4 4
Neoreul mot bomyeon apeumyeonseo
2 4 3 4 5 5 5 6/ 1. 6
tto ulmyeonseo dajiman haneun na

2 3 4 4 3 4 5
Neoreul dugo oganeun
4 3 2 1/ 2 3 2
Cheonggukgwa jiok sai

4 4 3 4 2 3 4
Ijuryeo haebeolsurok
5 4 3 2 3 6 3 1
Dagaon niga cham ildda
2 2 1 2 2 1 1 .6/
Daeulsudo ambulsudo
.5 .6 .6 .6/ .6 .5 .6
eopseul haebeorilnaseo

2 3 4 2 3 4 3 4 3 1 .6 1
Useulge niga daneun moreudorok
5 6 6/ 6
Nae maeumeul
2 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 3
Na gyeogugen i maeum jujido motal
3 2 6 6
goraseo
(back to #Reff)

Note:: Titik dibelakang (.6) “rendah”
Titik di depan (2.) “tinggi”
Garis miring (6/) maksud’y 6 coret (yang warna hitam)
Not berdasarkan suku kata 🙂

Copas? Izin+full credit,, saya gak suka orang yg ng’blok, trus ng’copy, trus ng’paste, dah gitu atas nama dirinya atau yg lain 🙂 please 🙂 🙂

 

Not Angka Pianika_Cho Kyu Hyun “Inoo” (Ost. God Of War)

Akhirnya, ketemu juga ni not,, setelah berkali-kali di coba tapi gak nyambung-nyambung 😀 dan mudah-mudahan yang ini nyambung.. Ini lagu favorite Kyu’ solo gw 😀 so, di coba ya! 😉

Inoo_Cho KyuHyun

3 4 2 3 1 2 3 3 3 4 2 3
Dan harudo sumeul swigi ttaemune nan
1 1 6 6 5 4 3 2 2
Gamdanghaeya hari seulpeumi
1 2 2 2 3 4 3
Du nuneul eieowa

3 4 2 3 3 4 5 6 6 6 6 7 5 4 5
Nae gieogeun hansungan beonjyeooneun goyolcheoreom
4 5 6 6 6 6 6 7 1. 7 6 6
Dasin anheurira dasin anheurira
5 6 6 6 6 7 1. 7
Dwidoraboji anheuri

#Reff::
6 7 1. 1. 1. 2. 3. 1. 7 7 6 6
Beigo tto beyeoon jichin sangcheoga
6 5 5 5 6 7 7 1. 1. 1. 2. 3.
Amuljireul anha ichyeojijil anha
6 7 1. 1. 1. 2. 3. 1. 7 7 6 6
Seoreopgo tto seoreoun gaseume nama
6 3. 6 3. 6 1. 7
Jeonhaji mothan mal
1. 6
geumal

3 4 2 3 1 2 3 3 3 4 2 3
Mongnoha neol bureul sudo eomneun i bam
1 1 6 6 5 4 3 2 2
Jitge naeryeoanjeun goyohan
1 2 2 2 3 4 3
Simjangeul joeieowa

3 4 2 3 3 4 5 6 6 6 6 7 5 4 5
Nan eonjenga sesangeul tteodoneun barami doemyeon
4 5 6 6 6 6 6 7 1. 7 6 6
Geuttaen bureurira geuttaen bureurira
5 6 6 6 6 7 1. 7
Neoui ireumeul bureuri…

(Back to #Reff)

7 1. 1. 7 7 6 6 5 5 5 4 4 3 3
Jigeum kkeutnagado i bineun geuchiji anha
5 1. 5 5 1. 2. 3. 2
Jeo haneuri aewonhaedo..
4 3 4 5 6 6 7 1. 7 6 6
Kkum sogerado harumanirado
6 7 7 7 7 1. 2. 3.
Na doragal su itdorok…

1. 1. 1. 2. 3. 1. 7 7 6 6
Nege namasseul naui moseubeul
6 5 5 5 6 7 7 1. 1. 1. 2. 3.
Miwohajineun ma jiwobeorijin ma
2. 3.
Hutnal….

6 5 5 5 6 7 7 1. 1. 1. 2. 3.
Amuljireul anha ichyeojijil anha
6 7 1. 1. 1. 2. 3. 1. 7 7 6 6
Seoreopgo tto seoreoun gaseume nama
6 3. 6 3. 6 1. 7
Jeonhaji mothan mal
1. 6
Geumal…

Note:: titik di di belakang (1.) nada tinggi
Not berdasarkan suku kata 🙂

No Plagiat, no Jiplakers(?)! Mau copas? FULL CREDIT! 🙂

Not Angka PIanika_Jung Il Young “Reason” (Ost. Endless Love)

3 5 1 / 7 1 2 3 6 6 5 5
Naege / dwi doraseo jimarayo
1 2 3 6 7 1. 7
Naui nuneul boayo
7 1. 1 / 7 1. 1 3
On sesang / hayeohdeon
5 5 4 4 3 3 2 1 2
Geudae e yaksok ijeonayo

3 5 1 / 1 2 3 6 6 5 5
Wae nal / pogi haryeogo hajyeo
1 2 3 6 7 1. 7
Geudaen geuge swimnayo
7 1. 1 / 7 1. 1 3
Naegeman / ireohke
5 6 5 4 3 4 3 2
Eoryeoun irin geongayo

5 5 5 4 4 5 3
Cheoeumbuteo urineun
6 5 5 3 4
Sijakdwi eoseon
2 3 4 4 3 3 4 2
Andwineun sarangirago
5 5 5 4 4 5 3
Nunmul seoggin aewoni
6 5 4 3 4
Deouk geudaereul
4 5 6 7 1. 1. 7
Noheursuga eomneyo…

*Reff
3 4 5 / 4 5 6 / 5 6 7 5 5 7 1.
Naegeseo / geudaeneun / sarajyeoseon andwineun
3 3 5 6 5 4 3 2
Bichi eosseumeul anayo
3 4 5 / 4 5 6 / 5 6 7 5 5 2. 1.
Geudaega / ddeonamyeon / nae modeun sesangdo
1. 7 1. 3. 2. 2. / 6 7 1. 2. 3. 2.
Sarajindaneun geon ijeneun marayo

1. 1. 1. 6 5 1 3
Sumeul swigo sipeoyo
3 4 5 4 3 2 1
Geudae saranganeseo

5 5 5 4 4 5 3
Geudaen saenggangmaneuro
6 5 4 3 4
useumi nayo
2 3 4 4 3 3 4 2
Naegen himi dwieoyo
5 5 5 4 4 5 3
Geudae saenggangmaneuro
6 5 4 3 4
nunmuri nayo
4 5 6 7 1. 1. . 7
Modeun geosi duryeo..wo….

Back to *Reff

Note:: Titik di belakang (1.) artinya nada tinggi 🙂

Yang copas, mohon sertakan credit dengan lengkap,, karena ini saya sendiri yang buat 🙂

FF//In My Dream//Oneshoot

Title            : In My Dream

Author        : yeyemimi

Main Cast  : Kim RyeoWook

                   Lee SungMin

                   Park HaYoung

                   Kim Yena

Genre        : friendship

 

 

              “Kim Yena noona! Aku pasti akan bertemu denganmu!” Ucap RyeoWook pasti pada poster penyanyi terkenal bernama Kim Yena yang tertempel di dinding kamarnya itu. RyeoWook adalah fanboy dari penyanyi Korea berumur 5 tahun lebih tua darinya itu. Meski lebih tua, RyeoWook tetap menyukai penyanyi tersebut, karena wajahnya yang masih tetap cantik meski ada sedikit kerutan disekitar matanya. SungMin sahabatnya, selalu mengejek RyeoWook karena ke-obsesiannya terhadap penyanyi tersebut.

           “Pasti! Aku pasti akan bertemu denganmu!” Ucapnya sekali lagi sambil mencium posternya itu (Ryeosom, no envy! :D) sebelum akhirnya ia tidur.

           Pagi hari sekali SungMin sudah duduk manis di ruang makan dan menampakkan wajah kesal.

           “Ya! Wookie~ah! sarapannya mana?” Teriak SungMin kesal. Karena tak ada jawaban dari sahabatnya itu, SungMin lalu pergi ke kamarnya. Namun, kekesalannya malah menjadi, karena RyeoWook masih berbaring di kasurnya. SungMin tersenyum dan langsung mengambil sesuatu di rak sepatu. Tada! Kaus kaki miliknya yang sudah 2 minggu tidak cuci, lalu disimpan 1 minggu ia temukan. Dengan wajah penuh bahagia sekaligus marah, ia meletakkan kaus kakinya tepat didepan lubang hidung RyeoWook. Namun, SungMin malah tambah kesal karena idenya tidak mempan. SungMin kembali memutar otaknya, dan muncullah lampu di atas kepalanya 😀

             “Song Yena Noona akan menikah!!!!!!!!!” Tiba-tiba saja SungMin berteriak memakai mikrofon dengan dua spiker di depan kedua telinga RyeoWook. Dan,,, berhasil! RyeoWook bangun dari tidurnya lalu memeluk SungMin o.O SungMin membelalakan matanya dan mencoba melepaskan pelukan RyeoWook.

               “Kau akan menikah denganku Song Yena!” Ucap RyeoWook mencoba mencium SungMin yang ia sangka Song Yena. SungMin melepas pelukan RyeoWook dan segera pergi dari kamar RyeoWook.

               “Aku tidak mungkin menciummu, hyung! :p” Ucap RyeoWook menjulurkan lidahnya. Sebenarnya ia sudah bangun saat SungMin membawa mikrofon dan spiker itu. Tapi RyeoWook tidak menyangka SungMin akan membawa benda itu dan meletakkannya tepat di kedua telinga RyeoWook. O.o dan dengan terpaksa, RyeoWook harus menahan telinganya yang hampir membuatnya tuli itu. -_- 

               RyeoWook dan SungMin adalah seorang DJ disebuah radio yang sebenarnya tidak begitu terkenal bersama chingunya bernama Park HaYoung. Dan saat ini mereka ada siaran dengan bintang tamu orang yang mirip dengan Song Yena. >.< Awalnya RyeoWook senang karena kedua chingunya mengatakan bahwa bintang tamunya adalah Song Yena. Namun, kebohongan SungMin dan HaYoung diketahui saat RyeoWook melihat daftar bintang tamu, dan dia marah saat membaca nama “Song Yena ^twins^” >.< *poor RyeoWook* 

               Selama siaran, RyeoWook tampak kesal karena ia harus mendengar sang bintang tamu menyanyi ala Song Yena. Namun, itu benar-benar gagal total! Suara sang bintang tamu benar-benar membuat RyeoWook bahkan semua kru radio itu kesal dan marah. Apalagi saat dibagian nada tingginya yang hampir membuat dinding ruangan roboh >.<

 ***

               “Sudah ku bilang, dari wajahnya saja, dia sama sekali tidak mirip dengan Song Yena noona, apalagi suaranya. Jauuuuuuh sekali,” Cibir RyeoWook kesal saat di perjalanan pulang. SungMin dan HaYoung yang mendengar cibiran RyeoWook hanya tertawa sambil memakan ice cream. “Kapan aku bertemu denganmu noona?” Tanya RyeoWook memandang gambar Song Yena di sebuah café dengan sedih.

               “Kelak kau akan bertemu dengannya,” Jawab SungMin meninggalkan RyeoWook, lalu pergi bersama HaYoung.

               “Aku pasti akan bertemu dengan Yena Noona!” Teriak RyeoWook pada SungMin dan HaYoung yang berjalan tak jauh dari tempatnya berada.

               Pagi hari, RyeoWook sudah berada di dapur membuat sarapan pagi ini sambil bernyanyi lagu milik Song Yena. SungMin dan HaYoung yang ternyata mengintip chingunya itu hanya bisa saling menatap lalu menggelengkan kepala.

               “Dari tadi kau memasak di dapur berjam-jam sambil bernyanyi dan membuat kami hampir mati kelaparan, hanya telur rebus yang,,,” Komplain HaYoung kesal karena sarapannya hari ini hanya dengan telur rebus. SungMin hanya bisa menatap RyeoWook dengan wajah tanpa dosanya dengan kesal.

               “Apa kau balas dendam pada kami karena kami telah membohongimu soal Song Yena?” Tanya SungMin kesal.

               “Itu alasan kedua, yang pertama, memang persediaan di lemari hanya ada telur,” Jawab RyeoWook polos.

               “Aku makan di luar saja,” HaYoung beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruang makan.

               “Nado,” SungMin pun ikut pergi meninggalkan ruang makan dan pergi bersama RyeoWook. RyeoWook tampak sedikit senang saat kedua chingunya pergi. Ia lalu berlari membuka lemari es dan membawa daging sapi, lalu memasaknya.

               Hari sudah malam, RyeoWook masih duduk di luar menunggu kedua chingunya yang belum pulang. Rasa khawatir sekaligus rasa bersalah tergambar jelas diwajahnya. Ia merasa, SungMin dan HaYoung marah dengan leluconnya. 2 jam menunggu, kedua chingunya belum pulang juga. Sudah berkali-kali juga ia mencoba mengirim pesan, bahkan menghubungi keduanya, tapi tetap tak ada jawaban, bahkan mereka berdua mematikan ponselnya. Akhirnya, RyeoWook menyerah dan masuk ke rumah dengan lemas.

 ***

               Tak berapa lama, SungMin dan HaYoung pulang. Mereka tertawa menonton sebuah video di ponsel milik HaYoung.

               “Kalian marah padaku?” Tiba-tiba saja saat SungMin dan HaYoung membuka pintu, pertanyaan RyeoWook mengagetkan mereka berdua. Karena mereka pikir, RyeoWook sudah tidur, karena lampunya mati.

               Tanpa menjawab pertanyaan RyeoWook SungMin dan HaYoung pergi ke kamar masing-masing, membuat RyeoWook kesal. “Mianhae,” Teriak RyeoWook yang sama sekali tak direspon oleh kedua chingunya. *poor RyeoWook*

              “Apa-apaan ini? Apa mereka mengerjaiku? Ulang tahunku tinggal menghitung hari, kalau mereka marah padaku, mereka pasti tak akan memberiku kado :’(,” Eluh RyeoWook sedih.

              Hampir 3 hari, RyeoWook diabaikan oleh kedua chingunya, dan RyeoWook benar-benar kesal. Dia pernah berniat untuk pergi dari rumah itu, tapi,,, saying, itu adalah rumah hasil kerja kerasnya bersama kedua chingunya itu selama hampir 4 tahun mereka berteman.

              HaYoung mengetuk pintu kamar SungMin dan RyeoWook, lalu SungMin membukanya dan masih mengantuk.”Wae,,, Waaah, wangi sekali. Kau masak apa?” Tanya SungMin saat mencium aroma masakan.

              “Aniya, Wookie yang memasak,” Mendengar ucapan HaYoung, SungMin membelalakan matanya lalu pergi melihat ke dapur yang berada di lantai bawah. Ia tertawa saat melihat RyeoWook sedang serius memasak masih dengan bernyanyi lagu Kim Yena.

              “Kami makan di luar ya!” Ucap SungMin. Namun, RyeoWook tak ada respon dari RyeoWook.

             “Kami makan di luar ya!” HaYoung pun mencoba menggoda RyeoWook dengan sedikit meninggikan suaranya.

              “Ne,” Balas RyeoWook singkat membuat SungMin dan HaYoung menatap satu sama lain. Mereka tak menyangka, kalau RyeoWook mengabaikan mereka. Padahal mereka berharap, RyeoWook menyuruh mereka makan bersama. >.< SungMin dan HaYoung pun ikut duduk bersama RyeoWook, dan RyeoWook terlihat tersenyum menang. Tanpa pikir panjang, SungMin ikut makan bersama RyeoWook, dilanjut dengan HaYoung.

             “Sebentar lagi ulang tahunku, kira-kira kado spesial apa ya, yang aku dapatkan?” Tanya RyeoWook ditengah kegiatan sarapannya sambil melirik kedua chingunya. “Dulu aku ingin sekali main ke tempat permainan, atau dapat voucher belanja free :D” Lanjut RyeoWook membuat kedua temannya saling menatap. “Oh iya, kalian tau saat hari ulang tahunku, Song Yena juga mengadakan konser!” Ucap RyeoWook penuh senyum. “Apa bisa aku menonton konsernya itu?” Lanjut RyeoWook lagi membuat kedua chingunya menatap lagi, lalu melanjutkan sarapannya kembali.

             “Bukankah kalian ada jadwal siaran hari ini?” Tanya RyeoWook aneh melihat pakaian kedua chingunya yang masih memakai piyama.

             “Aku minta cuti,” Jawab SungMin beranjak dari duduknya.

             “Nado,” Jawab HaYoung. Mereka lalu pergi ke kamar masing-masing meninggalkan RyeoWook yang tampak kesal. ‘Pergi tanpa mengucapkan “gomawo”,’Batin RyeoWook sambil membereskan meja makan dengan sedih.

              Malam hari, RyeoWook pergi ke dapur untuk mengambil minum. Namun, saat RyeoWook menyalakan lampu, lampunya justru tidak menyala. Dia sedikit aneh dan takut, dia akhirnya kembali ke kamarnya, dan melihat api yang menyala. Dan,,, itu adalah SungMin dan HaYoung membawa kue ulang tahun.

~~Saengil chukhahamnida~~ Saengil chukhahamnida~~ Saranghaneun uri Wookie~~ saengil chukhahamnida!!! RyeoWook pun segera meniup lilinnya penuh bahagia. Dia tak menyangka, kedua chingunya akan memberi kejutan.

              “Gomapseumnida,” Ucap RyeoWook memeluk kedua chingunya. “Kalian sengaja mematikan listriknya ya?” Tanya RyeoWook malu.

               “Aniya, listriknya memang sedang koslet,” Ucap HaYoung polos. RyeoWook hanya mengangguk, tapi dia terus melirik seluruh badan SungMin dan HaYoung. SungMin yang mengerti, akhirnya dia menyuruh HaYoung untuk memberikan sesuatu pada RyeoWook.

              “Mianhae, kami hanya bisa memberikan itu,” Ucap HaYoung menyerahkan amplop putih itu pada RyeoWook. RyeoWook menerimanya dengan penuh bahagia, dan mengucapkan ‘gomapseumnida’. RyeoWook pun membuka amplopnya dengan pelan, dan,,,

               “Tiket,,,” Kalimatnya terpotong saat yang melihat kertasnya.

               “Kami mendapatkannya dengan susah payah, banyak rintangan untuk mendapatkannya,” Jelas SungMin.

               “Kenapa voucher belanja? Mana tiket konser Song Yena?” Tanya RyeoWook melihat kembali isi amplop.

               “Neo michyeosseo? Darimana kami mendapatkan uang untuk membeli tiket? Lagipula, bukankah kau ingin mendapatkan voucher belanja free?”

               “Itu kan dulu!” RyeoWook pun menangis dan terus berteriak “Kim Yena Noona! Kim Yena Noona!” yang membuat SungMin dan HaYoung pergi meninggalkannya.

             RyeoWook pergi keluar untuk melampiaskan kesedihannya pada bulan dan bintang. “Aku berharap, kado spesialku adalah tiket konser Yena noona, tapi malah voucher belanja. Jika aku tau mereka memberiku voucher, aku tidak perlu berharap pada mereka,” Ucap RyeoWook menangis.

           “Silyehamnida,” Tiba-tiba saja suara itu membuat RyeoWook berhenti menangis dan dengan kesal, RyeoWook menghampiri orang itu.

          “Wae,,,” RyeoWook membuka gerbang pintu dan memotong kalimatnya saat yang dilihatnya adalah KimYena!

           “Mianhaesseo, kau tahu alamat ini?” Tanya Yena memberikan alamat pada RyeoWook.

           “Ne,” Ucap RyeoWook masih menatap Yena tak percaya. “Song Yena noona,” Panggil RyeoWook teraharu bahagia. Dan tiba-tiba saja memeluk Song Yena yang membuatnya kaget.

            “SungMin hyung! HaYoung~ah! gomapseumnida!!!” Teriak RyeoWook, yang mampu membuat kedua chingunya keluar dari rumah dan kaget melihat RyeoWook memeluk Song Yena.

***

            Akhirnya RyeoWook mengantar Song Yena ke rumah yang dituju. Yup! Song Yena hari ini pindah rumah, dan bertenggaan dengan rumah milik tiga serangkai sahabat itu. Dan tentu saja, hal itu membuat RyeoWook bahagia bukan main. Baginya, ini adalah kado terindah yang diberikan Tuhan, bukan Lee SungMin maupun Park HaYoung. Dan tentu saja voucher belanja itu tetap milik RyeoWook 😀

 

==The End==

FF//Life Card//Part 3 (END)

Title             : Life Card

Author         : yeyemimi

Main Cast   : Kim JongWoon

Kim Yena

Other Cast  : JuMyuk

                              Kang ImSeol

Kim Hyena

LeeTeuk

Genre         : Sad, Romance

Rated          : PG-15

***

|JongWoon Pov|

Kembali lagi ke tempat yang benar-benar aku benci. Rumah Sakit. Entah sampai kapan LeeTeuk Hyung terus memintaku menemaninya bekerja. Ya. Ku bilang “menemaninya”. Karena ini sudah terlalu sering.

Apa yang sudah ku putuskan benar-benar bulat. Tak peduli Hyung meledakkan bom atom lagi padaku. Tanpa dia lempar, aku akan tetap kalah. Aku dengar, hari ini Yena juga mulai menjalani beberapa teraphy menjelang operasinya. Aku ingin menemuinya, tapi,,,

Aku mengendap-endap sambil menuntun infusanku menuju ruangan Yena. Dia ternyata sedang bermain ponsel. Dia mendekatkan ponselnya dengan ragu. Seperti ingin merekam, atau menyampaikan pesan. Aku membuka sedikit pintu dan dapat ku dengar, dia menangis.

“Kau tahu kau memotong perkataanku saat kau bertanya kenapa aku lebih memilih hidup yang sulit daripada mati yang mudah? Pertama, aku ingin membalas apa yang telah Hyena Eonni lakukan padaku. Kedua, aku ingin berteman lebih lama dengan ImSeol. Ketiga, aku juga ingin,,,”

Dia menghentikan kalimatnya dan menangis seperti tak kuasa untuk mengatakannya. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang sedang berjalan menuju ruangan Yena. Dengan perlahan, aku kembali ke ruanganku.

 

|Author Pov|

JuMyuk dan Hyena berkunjung ke ruangan Yena. Mereka membawa barang-barang yang diperlukan Yena, termasuk boneka kesayangannya. JuMyuk khawatir karena mata Yena membengkak. Tapi Yena menjawab bahwa dia baru saja merasa sakit, hingga dia menangis.

JuMyuk bertanya lagi kapan pendonornya akan memberikan donornya. Yena menggeleng, dia belum tahu pasti karena LeeTeuk tak memberitahunya. Dia beralasan bahwa dia tidak tahu siapa pendonornya. Spontan, JuMyuk terlihat kesal dan keluar dari ruangan. “Apa dia seorang dokter? Bahkan bertemu dengan pendonornya saja tidak tahu? Lalu bagaimana jika dia tidak sehat?” Rutuk JuMyuk berjalan menuju ruangan LeeTeuk.

 

|JongWoon Pov|

Hah! Bersembunyi, berpura sedang berada di Las Vegas ternyata menyebalkan. Aku terlihat seperti seorang buronan. Aku meraih ponselku dan ada pesan suara dari Yena. Ya! Yena!

“Kau tahu kau memotong perkataanku saat kau bertanya kenapa aku lebih memilih hidup yang sulit daripada mati yang mudah? Pertama, aku ingin membalas apa yang telah Hyena Eonni lakukan padaku. Kedua, aku ingin berteman lebih lama dengan ImSeol. Ketiga, aku juga ingin,,,”

“Aku juga ingin hidup denganmu! Karena aku mencintaimu! Saranghanda, Babo~ya!” Aku terdiam mendengar kalimat yang ternyata ingin dia katakan. Tanpa sadar, aku meneteskan air mata. Memukul dadaku yang terasa sesak. Ini benar-benar membuatku merasa lebih sakit daripada penyakitku ini. “Geurae, Nan babo~ya!”

***

           “Aku tak dapat menarik keputusanku,” Ujarku pada LeeTeuk Hyung yang terlihat benar-benar frustasi. Dia terlihat menangis, terus berjalan ke kanan dan kiri.

“Kenapa aku harus bertemu denganmu?” Sentak LeeTeuk Hyung. Aku tahu, aku sudah mengecewakannya. Mengabaikan kebaikannya terhadapku. Tapi aku tak bisa.

“Mimpi pertamaku adalah ingin menjadi seorang polisi atau detektif. Dimana aku bisa menemukan Ibuku yang entah dimana sekarang. Lalu aku tak ingin menjadi apa-apa karena aku ingin selalu bersamamu. Tapi, ketika aku bertemu dengan dia dan tahu penyakitnya, aku ingin menjadi dokter sepertimu. Karena aku ingin menyembuhkannya. Tapi akhirnya, aku tak dapat mencapai semuanya. Ketika aku tahu penyakitku, aku benar-benar ingin hidup. Tapi saat aku tahu dia belum mendapatkan donornya, aku,,,”

Aku tak dapat meneruskan kata-kataku. LeeTeuk Hyung hanya menangis. Sama sepertiku, namun aku masih bisa menahannya meski suaraku benar-benar bergetar.

“Bukankah ini tidak adil? Dia yang lebih dulu mengidap penyakit itu. Tapi kenapa aku yang lebih dulu mendapatkan donornya? Aku ingin dia hidup! Aku ingin dia hidup! Jebal. Biarlah dia mencapai semua mimpinya. Meski dia tak ingin menyusul kedua orang tuanya,” Tangisku benar-benar pecah saat ini. Aku tak dapat menahan benteng di dadaku ini. Semua perasaanku tertumpah saat ini, hari ini, sama dengan pernyataan perasaan Yena padaku. “Aku mencintainya,”

 

|Author Pov|

JongWoon keluar dari ruangan LeeTeuk dengan lemas. Wajahnya kembali pucat, mungkin dia merasakannya. Tapi dia terhenti saat matanya bertemu dengan seseorang yang membuatnya terkejut.

“Apa yang kau lakukan disini?”

“Itu pertanyaan milikku,” Balas JuMyuk dengan tatapan dingin. JongWoon khawatir JuMyuk mendengar semuanya.

“Aku,,,” Katanya terhenti karena JuMyuk menyuruhnya untuk pergi ke ruangan JongWoon. Hening. Mereka belum memulai percakapannya. JongWoon masih khawatir jika JuMyuk mendengarnya.

“Kau menyedihkan,” Kali ini JongWoon mendapat jawabannya. Bahwa JuMyuk mendengar semuanya.

“Akhirnya kau tahu alasannya. Aku mohon, kau menepati janjimu,” JuMyuk menoleh ke arah JongWoon mencoba mengingat apa yang sudah ia janjikan pada JongWoon. Ternyata janji saat di dedpan ruangan HeeWoo. Jika HeeWoo menyukainya.

“Sebelum operasi kau harus bertemu dengannya,” JuMyuk lalu pergi meninggalkan JongWoon. Ia pergi karena tak dapat menahan tangisnya. Dia terus menggelengkan kepalanya seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar dari percakapan JongWoon dengan LeeTeuk. Seperti inikah cinta? Batinnya masih mencoba menahan tangis.

***

           JongWoon terdiam di dalam ruangannya. Dia melihat tanggal di ponselnya. Disana ada pengingat bahwa Yena akan di operasi besok. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Haruskah dia menemui Yena dan menjelaskan semuanya? JongWoon merasa sakit di bagian dadanya. Dia berusaha menahannya dengan meminum air.

“Sebelum operasi, kau harus bertemu dengannya,” Kalimat Yena selalu terngiang di telinganya. Haruskah aku datang? Bagaimana? Batinnya masih mencoba rasa sakit.

Di ruangan lain, Yena tertidur lelap. Pintu terbuka dan ternyata itu JongWoon. Dia berusaha berjalan mendekat pada Yena.

“Kim JongWoon,” JongWoon tersentak kaget saat Yena memanggil namanya walau masih dengan mata tertutup. JongWoon mendekat dan melihat Yena yang sepertinya sedang memimpikannya. Dia membelai pipi Yena sambil menahan tangis.

“Kim JongWoon,” Panggil Yena lagi. Kali ini dengan mata terbuka. Yena menggenggam tangan JongWoon yang berada di pipinya. Yena berkata pada JongWoon untuk tetap berada di sampingnya karena dia akan hidup. JongWoon menangis lagi. Dia mengangguk dan terus berkata “Tetaplah hidup” sambil berusaha tersenyum dalam tangisnya.

JongWoon memeluk Yena dan menangis bersama. “Saranghanda,”

 

|Yena Pov|

           Hah! Satu tahun sudah aku hidup bebas dari ruang kesehatan karena penyakitku. Lagipula tak ada tujuan keduaku untuk pergi kesana. Ya. Karena laki-laki itu. Dia benar-benar tidak memberiku kabar. Aku yakin, dia sudah menjadi Warga Negara AS. Menyebalkan! Aku bahkan sudah hidup. Aku memenuhi janjinya, tapi,,,

Ah! benar! Aku sekarang kelas 2. Dan aku tak sekelas lagi dengan ImSeol. Tapi dengan JuMyuk! Ada yang aneh pada mereka, apalagi dengan ImSeol. Bukankah dia suka pada JongWoon? Kenapa dia bahkan tak tahu kabar JongWoon? Apa karena dia sudah tak menyukainya setelah tahu aku menyukai JongWoon?

Aku berniat untuk pergi ke kelas ImSeol, tapi saat tiba disana aku tak melihatnya. Hingga ku temukan dia sedang berada di tangga darurat? Kenapa dia pergi kesini? Dia sedang berbicara dengan seseorang di telpon. Aku tak ingin mendengar pembicaraannya jadi aku berniat untuk menunggunya, tapi aku batalkan karena mendengar dia menyebutkan nama JongWoon.

“Aku akan pergi bersama JuMyuk, dan aku akan membuat alasan pada Yena,”

***

           Pulang sekolah aku mengikuti mereka diam-diam. Ya. Apa yang dikatakan ImSeol benar, dia membuat alasan bahwa mereka akan pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku. Dia mengajak JuMyuk untuk membantu mencarinya. Tapi aku curiga. Siapa yang dia telpon saat di tangga? JongWoon?

Aku terkesiap saat mengetahui tempat yang mereka kunjungi. Pemakaman? Siapa yang mereka kunjungi? Hatiku benar-benar tak tenang saat itu, aku bersembunyi hingga mereka pulang. Tapi LeeTeuk Oppa masih disana.

“Apa yang mereka lakukan?” LeeTeuk Oppa berbalik dan terkejut melihatku. Kenapa?

 

|Author Pov|

           “Apa yang mereka lakukan?” LeeTeuk berbalik dan terkejut melihat Yena. Dia kebingungan. Bagaimana Yena bisa berada disini? Batinnya.

“Kim Yena,,,” Panggil LeeTeuk ragu. Yena yang benar-benar tak tahu menatap LeeTeuk kosong. Yena bertanya, apakah JongWoon masih berada di Las Vegas. Kenapa dia tidak memberinya kabar.

LeeTeuk berusaha memantapkan hatinya untuk mengatakan yang sebenarnya pada Yena.

“Kim Yena. Mianhae,” HeeWoo semakin bingung dengan semuanya. Dia mencoba bertanya apa yang terjadi? Apa yang LeeTeuk dan kedua temannya lakukan? Siapa yang mereka kunjungi.

“Kim JongWoon. Mereka mengunjungi JongWoon,” Yena mematung. Telinganya berdengung seolah tak bisa mendengar apa-apa. LeeTeuk memberikan buku diary milik JongWoon. Ya. Sebelum JongWoon pergi dari Rumah Sakit setelah menemui Yena sebelum operasi, dia meminta LeeTeuk untuk membeli sebuah diary.

“Kim Yena. Nama itu seolah udara bagiku. Ya. Ketika 1 atau 2 hari bahkan 1 menit, aku selalu memikirkannya. Ya. Seperti udara yang selalu ku hirup setiap detiknya.

           Awal pertemuan kami, saat kau sering berkunjung ke ruang kesehatan, sama sepertiku.

          “Hati seseorang akan berubah karena suatu kebiasaan,” Kau percaya itu? Aku jelas percaya. Karena itu yang ku alami setelah terbiasa melihatmu. Tak peduli kau memiliki penyakit bahkan yang menular hingga mematikan. Aku tak peduli itu. Karena aku pun sama sepertimu.

“Tetaplah Hidup!” Kau masih ingat pesanku itu? Maafkan aku, jika aku tak dapat mengabulkan permintaanmu untuk tetap berada di sisimu.

          Impianku untuknya adalah selalu berada disisinya. Jika saja Tuhan memberiku lebih dari 1 nyawa. Aku akan membagi nyawaku padanya, agar kami selalu bersama.

         Tapi mimpi hanyalah mimpi. Ku rasa itu hanyalah mimpi terindah dan aku tak ingin bangun dari tidur itu, agar mimpi itu tetap ada. Terima kasih telah memberiku hari-hari yang indah. Terima kasih telah mencintaiku.

      Saranghae……………

Air mata yang sedari tadi menampung di kantung matanya, kini mengalir. Yena memeluk buku diary itu dan mendengarkan penjelasan LeeTeuk. Dia menjelaskan selama ini JongWoon tidak pergi ke Las Vegas. Melainkan berada di Rumah Sakit bersamanya.

‘Itu bukan halusinasiku? Malam dimana aku bertemu dengannya. Menggenggam tangannya. Memeluknya. Itu bukan sebuah halusinasi? Dan itu adalah terakhir aku melihatnya? Bukan saat di sekolah saat kami bertengkar?’ Batin Yena menangis masih memeluk diary itu.

“Jadi dia mati karena aku? Aku yang telah mencuri kartu hidupnya?” Tanya Yena. LeeTeuk menggeleng menahan tangis. Dia menjelaskan lagi bahwa malam sebelum operasi Yena, dia kabur dari Rumah Sakit. Dan menurut saksi yang melihatnya. Dia pergi ke jalanan dan hendak menyebrang. Tapi, dia sudah tak bisa menahan rasa sakitnya hingga dia terjatuh di tengah jalan raya membuat para pengendara kaget. Hingga di bawa ke Rumah Sakit, dia tak dapat di tolong lagi.

Yena termenung di dalam mobil LeeTeuk. Dia masih memeluk diary itu.

“Tetaplah hidup!” Suara itu membuat Yena terdiam. Lalu menoleh ke sumber suara. “Maafkan aku karena terlalu banyak berbohong,” Yena menangis saat yang ia lihat di hadapannya adalah JongWoon.

‘Bahkan aku masih berharap bahwa apa yang ku lihat ini sama dengan satu tahun lalu. Yang ku kira halusinasi tapi sebenarnya adalah sebuah kenyataan,’ Perlahan, bayangan JongWoon menghilang membuat Yena menangis lagi.

 

==THE END==

RCL :^) don’t be silent reader :^D

FF//Life Card/Part 2

Title             : Life Card

Author         : yeyemimi

Main Cast   : Kim JongWoon

                      Kim Yena

Other Cast : JuMyuk

                      Kang ImSeol

                      LeeTeuk

                      Kim Hyena

Genre         : Sad, Romance

Rated         : PG-15

 

***

 

|Author Pov|

           JongWoon menerawang seisi rumah Yena. Sejuk, damai, dan simple. JongWoon kagum dengan suasana rumah Yena. Matanya tertarik untuk melihat sebuah foto yang tertempel di dinding ruang tamu. Ya. Foto keluarga Yena. JongWoon tersenyum saat melihat foto Yena yang duduk disamping Kakak perempuannya. Lucu. Pikirnya.

           “Apa yang kau lihat?” JongWoon berbalik ke arah Yena lalu duduk. HeeWoo menyimpan teh di atas meja lalu duduk berhadapan dengan JongWoon. Kim Hyena, Kakak Yena baru pulang dari kerjanya. Dia menyapa JongWoon lalu ikut bergabung bersama mereka berdua. Mereka tertawa saling bercerita.

           “Baru kali ini melihatnya tertawa begitu lepas,” Batin JunHo memperhatikan Yena yang tertawa begitu lepas saat kakaknya menceritakan kencan pertamanya bersama seorang laki-laki yang ternyata berusia 15 tahun lebih tua dari Kakaknya.

***

           Yena memasuki kelas dengan malas. Karena dia tidak berangkat sekolah bersama ImSeol. ImSeol bilang dia tidak akan pergi sekolah. Yena berkali-kali menendang udara dengan kesal. Ya. Dia semakin kesal karena dia orang pertama yang memasuki kelas. Padahal dia berangkat sekolah seperti biasanya. Aneh dan menyebalkan. Ujarnya.

           “Saengil chukhahamnida~ Saengil chukhahamnida~ Saranghaneun uri Yena ~ Saengil chukhahamnida~~”

           Ternyata teman-teman Yena memberi kejutan padanya. Termasuk ImSeol. Yena merasa ingin menangis saat ini juga. Tapi ImSeol melarangnya dan malah mengajaknya untuk ke depan kelas. Yena berdoa sebelum akhirnya meniup lilin ulang tahunnya.

           “Saengil chukhahmnida,” Yena mengangkat dagunya menatap seseorang yang memberinya ucapan. Laki-laki yang baru, pikirnya.

           “JuMyuk~ah!” Yena tersenyum melihat penampilan JuMyuk yang berbeda. Ya. JuMyuk melepas kaca matanya dan membuatnya terlihat lebih,,, cool

           Suara langkah kaki terdengar menuju kelas itu. Dia terdiam menyaksikan pemandangan yang baginya tak cocok untuk dirinya. Dia pun pergi dari sana.

 

|JongWoon Pov|

           Kenapa kakiku enggan untuk melangkah ke sekolah? Ya. Rasanya aku tak kuat melangkah. Tapi,,, aku sudah terlanjur sampai di depan pintu kelas. Dan aku melihat keramaian. Yena. Aku melihatnya tersenyum, tertawa bahagia di depan JuMyuk.

           Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku belum memberi ucapan padanya karena semalam aku sedang berada di Rumah Sakit. Jadi, aku belum sempat mengatakannya. Ah! aku benar-benar tak kuat. Kenapa begitu pusing? Perutku mual. Keringat memenuhi tubuh bahkan wajahku.

           “Kau tidak boleh menunjukkannya disini,” Ucapku didepan cermin toilet mencoba menahan rasa sakitku. Aku segera mengambil obat dalam tasku. Lalu meminumnya.

***

           Pulang sekolah, aku mengajak Yena pergi ke sebuah tempat. Aku menutup matanya dengan kedua tanganku. Dia terus memintaku untuk segara melepaskan tanganku dari matanya. Bukan surprise jika aku membiarkannya melihat. Protesku.

           “Kau boleh membuka mata,” Pelan tapi pasti, dia membuka matanya langsung memelukku.

           “Aku bahkan belum mengucapkan selamat padamu,”

           “Tidak perlu. Asal kau disisiku,” Ucapnya semakin erat memelukku. Kenapa aku takut dengan kata-katanya. Ya. Aku takut jika aku mengingkari dan mengecewakannya.

           Kami duduk berdampingan memandang langit sambil memakan kue tartnya. Dia menyuruhku untuk menerima suapannya. Aku terima. Dan giliranku untuk menyuapinya.

           “Apa kau sudah mendapatkan donormu?” Tanyaku. Dia menggeleng tersenyum.

           “Sulit sekali. Ya. Ingin hidup itu sulit sekali. Tapi ingin  mati begitu mudah,”

           “Mana yang kau inginkan?” Dia menatapku aneh. Tapi dia menjawabnya.

           “Tentu saja aku ingin hidup,”

           “Kalau begitu hiduplah!” Kini dia semakin menatapku tajam. Tapi,,, keringat di dahinya mulai muncul, wajahnya terlihat pucat.

           “JongWoon~ah!” Aku segera membawanya pergi ke rumah sakit tempat LeeTeuk Hyung bekerja. Dia ingin hidup. Dia tidak boleh mati. Aku terduduk di depan ruang ICU. JuMyuk dan ImSeol datang bersama Hyena Noona.

           “Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian bersama?” Tanya JuMyuk.

           “Bukan saatnya untuk bertanya tentang itu!” Ucap ImSeol. LeeTeuk Hyung keluar dan Hyena Noona bertanya keadaan Yena. Hyung bilang bahwa Yena harus segara mendapatkan donornya agar segera melakukan operasi. Hyena Noona terlihat sedih. Dia hampir terjatuh, namun tertahan oleh LeeTeuk Hyung.

***

           “Apa maksudmu?” Sudah kuduga. Aku pasti akan mendengar bom atom lagi. LeeTeuk Hyung terus memarahiku karena kata-kata yang kuucapkan tadi.

           “Kau tahu apa yang ku lakukan selama bersamamu? Aku merawatmu agar kau tetap hidup,”

           “Aku tidak meminta,” LeeTeuk Hyung terdiam. Sepertinya dia tak dapat membalas kata-kataku. Dia duduk kembali menutup wajahnya dengan kedua tangannya merasa frustasi, lalu membuang nafasnya kesal.

           “Tapi kau pernah berkata bahwa kau ingin tetap hidup,” Ya. Aku mengaku pernah mengatakannya saat aku pertama kali bertemu Yena.

           “Tapi ada seseorang yang benar-benar ingin hidup,”

           “Aku lelah! Aku tidak akan pernah mengabulkan permintaanmu,”

           “Berhentilah menjadi Hyungku kalau begitu,” Aku rasa, aku benar-benar membuatnya marah besar seperti Hulk. “Untuk apa aku hidup? Tak ada yang menginginkan aku hidup. Saat itu aku berkata aku ingin hidup karena Yena. Bukan karena orang lain yang menginginkanku hidup,,,” Aku tak dapat mengatakan apa-apa lagi. Secara tidak langsung. Aku mengungkit hidupku dulu yang menakutkan.

           Dulu saat dimana aku ditinggalkan ibuku dan dia menulis surat bahwa aku bukan anak yang diinginkan untuk hidup. Aku lalu di bawa oleh pihak Panti Asuhan. Dan sejak saat itu, aku bertemu dengan LeeTeuk Hyung. Hingga dia bisa menjadi seorang dokter.

           “Aku akan tetap melakukannya,” Aku pergi menutup pintu dengan lemas. Yena benar-benar ingin hidup. Aku tak mungkin membiarkannya mati begitu saja.

|Author Pov|

           JongWoon kembali ke ruangan Yena. Di luar, terlihat JuMyuk yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya. JongWoon menghampirinya dan duduk di samping JuMyuk. JongWoon berkata bahwa JuMyuk yang saat ini berada di sampingnya bukanlah JuMyuk yang dia kenal. JuMyuk mengabaikan perkataan JongWoon dan berpikir bahwa JongWoon sedang mengejeknya karena dia tidak memakai kacamata.

           “Dia menderita Leukimia 1 tahun lalu,” JongWoon terdiam mendengar pernyataan JuMyuk. Bagaimana dia bisa tahu? JuMyuk menjawab bahwa dia, Yena, dan ImSeol sudah berteman sejak dulu.

           “Lalu, kenapa kalian terlihat seperti tidak berteman?” Tanya JongWoon mulai penasaran.

           “Karena aku merasa bimbang. Dan akhirnya kami tak sedekat dulu,” JongWoon merasa bingung dan tak mengerti apa yang dikatakan JuMyuk.

           “Aku menyukai Yena. Tapi aku rasa dia tak menyukaiku. Karena kami selalu dijodohkan oleh ImSeol? Atau hal lain?” JuMyuk bertanya pada dirinya sendiri. Sementara JongWoon diam. Dalam hatinya JuMyuk adalah orang yang tepat.

           “Lalu bagaimana jika Yena ternyata menyukaimu?” JuMyuk terlihat kesal karena dia pikir JongWoon sedang mengejeknya. Tapi dia menjawab karena wajah JongWoon terlihat serius.

           “Aku akan menjaganya. Membuatnya bahagia. Dan tentu saja, membuatnya sembuh dari penyakitnya,” JuMyuk tersenyum. Dia benar-benar berharap jika semuanya terjadi. Dan tentu saja ia akan menepati janjinya.

***

           Yena kembali sekolah setelah 2 hari berada di Rumah Sakit. Wajahnya terlihat bahagia saat memasuki kelas dan mendapati temannya sedang bermain ponsel.

           “Aku akan hidup,” Ucapnya pada ImSeol membuatnya memeluk erat Yena. JongWoon yang mendengar percakapan mereka tersenyum namun kembali berwajah dingin.

           Yena menatap kearah JongWoon yang sedang mendengar music. Sepertinya dia juga akan mengabarkan kabar baik ini pada JongWoon.

           Yena meminta JongWoon untuk menemuinya di belakang sekolah. Tapi JongWoon menolaknya dengan sikap dingin. Yena kesal dan terus memaksa JongWoon untuk ikut dengannya ke belakang sekolah.

           “Apa kau tuli?” Yena perlahan melepaskan tangannya dari tangan JongWoon saat berteriak padanya. JongWoon kembali berkata bahwa ia tidak mau bicara bahkan bertemu dengan Yena. Yena tertawa kecil mengira JongWoon hanya bergurau. Tapi JongWoon berkata lagi bahwa apa yang ia katakan adalah benar.

           “Waeyo?” Mata Yena mulai berkaca-kaca. Dia tak menyangka di hari bahagianya, JongWoon berkata hal yang menyakitkan padanya.

           “Karena aku tidak ingin bertemu denganmu,” JongWoon hendak pergi meninggalkan Yena namun terhenti karena ucapan Yena.

           “Aku mengabulkan permintaanmu untuk tetap hidup,” JongWoon meneruskan langkahnya dengan berat hati. Ia ingin menangis, namun mencoba untuk menahannya. Berbeda dengan Yena yang terus menangis setelah mendengar perkataan JongWoon. Dia memukul-mukul dadanya dan terus berkata “Aku akan hidup”

 

|JongWoon Pov|

           Aku pikir dengan begini aku bisa lepas darinya. Tak hentinya aku memaki diriku sendiri di depan cermin. Ya. Aku mengingkari janjiku. Sementara dia menepati janjinya padaku agar tetap hidup. Aku sangat bodoh. Bagaimana bisa aku membuatnya menyukaiku terlalu dalam? Dan sekarang, aku harus bertanggung jawab atas apa yang ku lakukan. Aku harus menjauh darinya.

           Aku kembali ke kelas dan tak melihat Yena di bangkunya. Mungkinkah dia belum kembali? Dengan segera aku berlari menuju tempat dimana tadi kami bertemu. Ternyata benar. Dia masih disana. Aku menghampirinya dengan ragu. Tapi dia menyadarinya.

           “Aku telah memaafkanmu,” Katanya dengan suara gemetar.

           “Lalu kenapa kau lebih memilih untuk hidup yang sulit daripada mati yang mudah?”

           “Karena banyak yang belum ku capai,” Dia masih menundukkan kepalanya. Mungkin untuk menutupi kesedihannya dariku. “Aku ingin tumbuh dewasa hingga aku mampu membalas apa yang telah Hyena Noona lakukan padaku. Aku juga ingin berteman lebih lama dengan ImSeol. Aku juga ingin,,,”

           “Bukankah orang tuamu sudah tak ada? Kau tak ingin menemui mereka?” Aku tahu, mungkin ini pertanyaan yang menyakitkan baginya. Tapi dia menjawab bahwa meskipun orang tuanya sudah meninggal, bukan berarti dia juga harus menyusul mereka hanya karena ingin bertemu. Karena dia sering bertemu dengan mereka dalam mimpi.

           “Kalau begitu tetaplah hidup!” Aku meninggalkannya. Dan aku kembali mendengar tangisnya. Aku tak ingin menyakitinya dengan hal seperti ini. Tapi ini adalah hal terbaik. Maafkan aku Yena.

 

 |Yena Pov|

           Hari ini, terakhir aku sekolah karena mulai besok, aku harus di Rumah Sakit. Menyebalkan! Tapi, apa daya? Seperti inilah usaha agar tetap hidup. Aku ingin hidup! Aku ingin hidup! Akan aku tunjukkan padamu, Kim JongWoon!

           Orang yang ingin aku temui taka da di tempatnya. Ya. Kim JongWoon, aku tak melihatnya. Teman-teman bilang bahwa dia akan pindah ke Las Vegas. Ini lebih menyebalkan daripada tinggal di Rumah Sakit berhari-hari. Sebenarnya apa yang dia lakukan padaku? Bukankah aku sudah memenuhi janjiku? Apa dia justru tak ingin jika aku memilih hidup?

           Aku menundukkan kepalaku mencoba menahan tangis. ImSeol menghampiriku dengan tatapan sedih. Dia memelukku dan berkata padaku untuk berpura-pura tidak mendengarnya.

           Guru Kesiswaan datang dan memberitahu bahwa JunHo sudah mengonfirmasi untuk pindah sekolah ke Las Vegas. Tanpa LeeTeuk Hyung tentunya. Mungkin ini yang dimaksud ImSeol agar aku berpura tak mendengarnya.

           Saat dia tidak masuk 3 bulan, dia juga pergi ke Las Vegas. Mungkinkah dia sudah memiliki,,,

FF//Life Card//Part 1

Title                 : Life Card

Cast                  : – Kim JongWoon

                              – Kim Yena

Other Cast  : – Kang ImSeol

                              – JuMyuk

                              – LeeTeuk

                              – Kim Hyena

Genre            : MeloFF, romance, friendship

Rated             : PG-15

 ***

           Akhirnya, tahun baru datang. Tapi kenapa harus di musim gugur? Mengesalkan bagiku. Kenapa tidak turun salju selama 2 musim ini? Apalagi aku yang sudah hampir 3 bulan dikurung di tempat yang membuatku sesak. Bau obat-obatan, dan bau khas rumah sakit yang lainnya membuatku rasanya ingin segera keluar. Tapi, aku harus menunggunya hingga besok.

Saat ini aku menjalani beberapa teraphy untuk kesehatanku. Sebenarnya aku tak ingin melakukannya. Tapi LeeTeuk hyung terus memaksaku untuk selalu melakukan theraphy ini. Dia menyebalkan. Dia cerewet. Jika aku tak menurut padanya, dia akan terus memaksaku hingga aku menganggukkan kepalaku.

3 Bulan aku berada di Rumah sakit. 3 bulan juga aku tak pergi sekolah. Rindu. Ya. Aku rindu kebisingan saat di kelas. Aku rindu saat mengobati siswa di Ruang Kesehatan. Termasuk, aku rindu pada gadis yang selalu ku pandang saat guru sedang menerangkan. Yang selalu datang ke ruang kesehatan Ya. Aku rindu semuanya.

“Apa yang kau pikirkan?” LeeTeuk Hyung datang membawa tas yang cukup besar. Kurasa itu pakaianku yang dibawanya dari rumah. Dia duduk mengeluarkan isi tasnya lalu menyimpannya di atas meja. Huh. Aku benar-benar ingin pulang.

“Ada kabar baik untukmu,” Dia menghampiriku dengan ekspresi yang,,, bisa kutebak itu adalah kabar baik. Entahlah, kabar apa itu. Aku menatapnya dengan tatapan yang biasa saja. Ya. Biasa saja. Tak tahu. Meski ekspresinya sedikit membuatku penasaran, tapi tak ada rasa untuk segera mengetahuinya.

“Aku sudah mendapatkan donormu,” Senang? Tidak. Ekspresiku biasa saja. Entah. Kenapa aku tak bahagia sebagaimana LeeTeuk Hyung mengatakannya. Bahkan sampai sekarang senyumnya pun tak hilang. Padahal dulu aku begitu tak sabar untuk segera mendapatkan donor.

“Baguslah. Kalau begitu, aku boleh pulang hari ini?” Aku berusaha bangkit dari tempat tidur, dan berjalan menuju jendela. Aku menatap jalan raya yang sesak dengan berbagai kendaraan. Bagiku, tempat yang paling indah adalah apa yang ku lihat dari atas. Di atas, aku bisa melihat semuanya. Bahkan Namsan Tower bisa kulihat.

“Kenapa kau begitu bersikeras untuk pulang? Siapa yang menunggumu?” Kata-katanya membuatku terdiam. Benar. Memangnya siapa yang menunggu kedatanganku? Aku bukan orang yang penting.

 

|Author Pov|

Yena dan ImSeol sedang asyik bermain game lewat ponsel ImSeol. Mereka tertawa bersama saat guru mereka tidak masuk kelas. Suasananya begitu kacau. Semua siswa dikelas itu asyik bermain. Kecuali JuMyuk. Dia asyik membaca buku yang dipegangnya. Namja berkaca mata itu adalah seorang kutu buku yang digemari para yeoja disekolah. Namun, belum ada yang mampu mendapatkan hatinya.

“Yena~ya! Kau yakin tak tertarik pada JuMyuk?” Tanya ImSeol. Yena berhenti dengan ponselnya, lalu memandang JuMyuk yang pergi keluar kelas.

“Aku tertarik padanya. Dia pintar,” Jawab Yena kembali bermain dengan ponselnya.

“Tapi kau tidak menyukai JongWoon kan?”

Kali ini, Yena kembali berhenti. Cukup lama. Tapi dia tak menatap JongWoon yang sedang asyik mendengarkan music sebagaimana dia memandang JuMyuk tadi. Dia membuang nafasnya malas, lalu bangkit dari duduknya.

“Aku lelah,” Ucapnya menaruh ponsel ImSeol dimejanya sebelum dia pergi keluar. ImSeol cukup kesal karena Yena tak menjawab pertanyaannya. Ya. Yena selalu menghindar dari ImSeol jika dia bertanya tentang JongWoon. Namja yang selama ini disukai ImSeol itu selalu memenuhi pikiran Yena. Entah. Jika dia mendengar namanya, jantungnya tak akan berdetak normal.

Yena duduk di pinggir lapangan. Dia memandang teman-teman dari kelas lain sedang bermain bola. Matanya perlahan dipenuhi air matanya. Dia segera menghapusnya sebelum air mata itu jatuh.

“Kau pasti bisa melakukannya,” Tiba-tiba saja Yena tersentak kaget saat seseorang duduk disampingnya.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Yena. JongWoon tersenyum tanpa menatap Yena.

“Selama aku tidak sekolah. Kau tidak pergi ke ruang Ruang kesehatan lagi kan?” JongWoon menatap Yena yang memandangnya. Tatapan yang membuat Yena tenang, dan merasa nyaman disampingnya. Yena berbohong dengan mengangguk mengiyakan. Senyum JongWoon terlukis membuat HeeWoo juga tersenyum.

“Selalu jaga kesehatan. Jangan terlalu lelah. Aku tidak ingin kau sakit lagi,” Ucap Jongwoon. Dia menggenggam tangan Yena. “Mianhae. Karena aku sempat meninggalkanmu,” Yena menunduk. JongWoon tersenyum malu karena tingkah Yena. Ingin sekali dia memeluk Yena untuk melepas rindunya selama 3 bulan itu. Tapi, dia tak mungkin melakukannya.

Dia bingung jika matanya bertemu JongWoo. Tak dapat dipungkiri, jika dia memiliki rasa yang sama pada JongWoon. ImSeol yang telah dulu menyukai JongWoo tak dapat dia elak. Apalagi, ImSeol selalu berusaha menjodohkannya dengan JuMyuk. Padahal, Yena sama sekali tak ada rasa lain selain kagum pada JuMyuk.

***

           “Minumlah,” JongWoon menyodorkan air pada Yena. Ya. Yena harus kembali ke Ruang kesehatan setelah 2 minggu terakhir ini. Wajahnya pucat, membuat JongWoon khawatir. JongWoon menunggu di ruang UKS hingga Yena membaik. Ya. Itulah yang selalu dilakukan JongWoon. Sebagai anggota yang selalu melayani siswa yang sakit. Karena itulah, dia sering bertemu dengan Yena. Termasuk tentang penyakitnya. Yena malu saat JongWoon mengetahuinya. Dia selalu menghindar untuk tidak masuk Ruang Kesehatan lagi. Tapi, dia tak bisa menahan rasa sakitnya.

 

|JongWoon Pov|

Telingaku lagi-lagi harus menahan teriakan yang nyaris mirip dengan ledakan bom atom. LeeTeuk Hyung lagi-lagi memintaku untuk tinggal lagi di rumah sakit. Memang begitulah seorang dokter. Dia selalu saja membujuk pasiennya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin dilakukan. Termasuk aku.

Aku tak bisa selalu saja menuruti kemauannya dengan menganggukkan kepala. Ya. Aku menolaknya. Aku tak peduli jika dia terus berbicara hingga berbusa untuk membujukku. Meski dia sudah ku anggap sebagai kakak kandungku. Tapi aku tak bisa jika harus jauh lagi dengan Yena. Selama 3 bulan ini, aku menahan rinduku padanya. Dan baru 5 hari, aku sudah diminta lagi untuk jauh darinya. Apalagi, kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Ponselku bergetar memotong ucapan LeeTeuk Hyung. ImSeol? Ada apa dia memanggilku? Apa terjadi sesuatu pada Yena? Aku segera menjawab panggilannya. Diseberang sana, aku mendengar suaranya yang  bergetar. Dia memintaku untuk menemuinya di luar. Tepatnya di seberang rumahku. Tanpa memikirkan hal lain, aku segera berlari menemuinya meninggalkan LeeTeuk Hyung yang menghentikan omelannya. Mungkin saat ini sepertinya dia kesal.

“JongWoon~ah!” Dia menangis berusaha menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dia berlari lebih mendekat padaku hingga dapat memeluk tubuhku. Apa yang terjadi? Ada apa dengannya?

“Orang tuaku akhirnya berpisah. Lalu bagaimana dengan aku?” Dia semakin erat memelukku. Aku tak bisa melepasnya. Lalu aku mencoba untuk menenangkannya dengan mengelus rambutnya yang terurai. Aku tahu. Alasan kenapa Yena enggan bertemu denganku karena ImSeol menyukaiku. Dia tak ingin menjadi seorang teman buruk dimata ImSeol.

“Lakukan apa yang terbaik untukmu nantinya,” Dia mengangguk masih dalam pelukanku.

“JongWoon~ah!” Akhirnya dia melepaskan pelukannya dan menatapku ragu. Aku berusaha tersenyum agar dia tak ragu menatapku. Mungkin, dia akan mengatakan sesuatu.

“JongWoon~ah! Bolehkah kau menjadi orang yang kusayangi selain orang tuaku?” Senyumku perlahan pudar. Kenapa dia berkata seperti itu? Kenapa dia mengganti topic? “Aku menyukaimu,” Kini aku semakin bingung dengan sikapnya.

“Gomawo, geurigo Mianhae ImSeol~ah,” Mungkin kata-kata ini menyakitkan baginya. Tapi aku tak tahu apa yang harus kukatakan dengan pernyataannya yang membuatku bingung. Mungkinkah dia sedang menyatakan perasaannya? Kenapa begitu cepat? Wajahnya terlihat menyesal. Aku segera meminta maaf padanya dan menjelaskan kata-kataku tadi.

“Aku hanya tidak ingin pertemanan kita berhenti,” Ya. Dia semakin menundukkan wajahnya hingga aku tak dapat melihat wajahnya. Maafkan aku ImSeol.

 

|Author Pov|

JongWoon ragu untuk masuk ke kelas. Dia merasa bersalah pada ImSeol karena kejadian kemarin. Dia melihat ImSeol sedang asyik bermain ponsel. Tapi, matanya berhenti di kursi sudut kanan. Dia melihat Yena bersama JuMyuk sedang mengerjakan tugas. Dia semakin malas untuk masuk kelas dan berniat ke ruang Kesehatan. Tapi, panggilan seorang perempuan membuatnya berhenti melangkah.

“ImSeol~ah!” JongWoon benar-benar kaget saat mendapati seseorang yang memanggilnya adalah ImSeol. ImSeol memberinya senyuman yang tulus. JongWoon bingung apa yang harus ia lakukan. Tak mungkin juga jika saat ini ia harus pergi meninggalkan ImSeol lagi seperti kemarin.

“Kenapa kau tidak masuk? Kau pikir aku tidak melihatmu di pintu?” ImSeol kesal, walau sebenarnya dia hanya berpura bersikap seperti biasanya pada JongWoon untuk menutupi kesedihannya karena peristiwa kemarin. “Kau benar-benar ingin pertemanan kita berhenti?”

“Ani!”

ImSeol tersenyum saat JongWoon menjawab dengan spontan. JongWoon pun ikut tersenyum, lalu merangkul bahu ImSeol untuk masuk ke kelas. ImSeol tersenyum.

Yena melihat kedekatan temannya itu dengan JongWoon. Apa mereka sudah berpacaran? Batinnya masih menatap mereka berdua. Yena duduk mencoba menatap ImSeol ragu.

“Kalian,,,”

“Kami tidak jadi putus pertemanan,” Bisik ImSeol membuat Yena bingung. ImSeol menjelaskan lagi bahwa ia tadinya ingin memutuskan hubungan pertemanannya dengan JongWoon. Tapi tidak jadi. Ya. ImSeol berbohong. Meski hatinya masih sedikit sakit jika mengingat kejadian kemarin.

Yena masih bingung dengan penjelasan ImSeol. Dia pun melirik JongWoon yang sibuk dengan ponselnya. Ponselnya tiba-tiba bergetar dan Yena membuka pesannya.

Ternyata JongWoon. Ia segera melirik JongWoon kembali yang memberinya senyuman. JongWoon meminta Yena untuk pulang bersamanya. Yena mengangguk mengiyakan. JongWoon semakin melebarkan senyumnya. JuMyuk ternyata melihat percakapan batin mereka. Dia terlihat sedih, lalu kembali dengan buku ditangannya.

***

            Ternyata JongWoon meminta Yena untuk pergi ke rumah Yena. Yena sendiri aneh. Kenapa JongWoon ingin pergi ke rumahnya? Padahal dia sudah berbohong pada ImSeol dan berkata bahwa dia akan pergi ke rumah sakit.

“Kau dan ImSeol,,,”

“Kenapa aku dan ImSeol?” Tanya JongWoon sambil berjalan. Yena menundukkan wajahnya sambil menggelengkan kepalanya.

“Berpacaran?” Yena berhenti melangkah. Sementara JunHo masih berjalan. JongWoon menyadari Yena tak ada disampingnya lagi, ia langsung menoleh ke belakang menatap Yena yang sedang menatapnya sedih.

“Kau kenapa?” Tanya JongWoon memegang bahu Yena.

“Kalian berpacaran?” Seketika JongWoon tertawa membuat Yena semakin kesal. Dia meninggalkan JongWoon yang masih tertawa.

 

|JongWoon Pov|

“Kalian berpacaran?” Seketika aku tertawa membuatnya semakin kesal. Aku tak kalah kesal karena dia meninggalkanku.

“Mianhae,” Ucapku menghalangi jalannya. “Aku tidak berpacaran dengannya,” Dia mengangkat dagunya. Ya. Matanya terlihat berair. Mungkinkah dia mengangis? Kenapa?

“Jinjja?” Aku mengangguk mengiyakan. Dia tersenyum. Kenapa? Kenapa dia tersenyum? “Baguslah,” Dia lalu berjalan kembali menabrak tanganku yang kurentangkan.

“Aku berpacaran dengannya,” Ya. Dia menghentikan lagi langkahnya. “Kim Yena,, Kau menyukaiku?” Kenapa jantungku berdetak seperti ini? Aku bahkan tak berlari mengelilingi lapangan sekolah. Dia tak menjawab pertanyaanku dan malah meninggalkanku. Kim Yena. Kau menyukaiku? Ya. Akhirnya aku bisa menyimpulkan ekspresi dan perkataannya. “Apa kalian berpacaran?” “Jinja?” “Baguslah” aku tahu maksud semua itu.

FF//Waiting For You//OneShoot

Title                : Waiting For You

Author            : Yeyemimii

Main Cast      : – Kim Yena

                         – Kim JongWoon

Other Cast     : – Henry Lau

                          – Cho KyuHyun

                          – HanKyung

Genre             : Romance, sad, friendship

Rated              : PG-15

 

            “Mengharapkan sesuatu yang jelas tak kan pernah terjadi, bukankah itu gila?”

 

|Yena Pov|

            Ini yang bisa ku lakukan. Menemaninya bekerja setiap hari, membuatkannya sarapan, bahkan menyiapkan pakaian untuknya. Aku terlihat seperti managernya. Lucu. Kim JongWoon. Kami sudah berhubungan selama 3 tahun. 2 minggu yang lalu kami melakukan pertunangan. Sejujurnya sulit bagiku untuk melakukannya. Tapi harus bagaimana lagi? Ku rasa usia hubungan kami sudah cukup tua dan memang sudah baik untuk melakukan pertunangan.

            “Malam ini Ibu meminta kita untuk makan malam,” Dia menghampiriku seraya tersenyum. Kemeja hitam dengan lengan yang ia lipat membuatnya terlihat benar-benar seperti seorang model. Ya. Walau dia sudah melakukan beberapa pemotretan mengingat dia seorang pelukis muda terkenal.

            “Aku merindukanmu,” Ucapnya seraya mendekatkan wajahnya padaku. Dengan cepat aku memalingkan wajahku menghindar dari wajahnya.

            “Mianhae, JongWoon~ah!” Apa yang aku lakukan? Selama 3 tahun, bahkan kami belum pernah melakukan itu. Seolah membencinya, aku bahkan tak berani menatapnya setelah melakukannya.

            “Aku lapar,” Dia menampakkan wajah sedih. Aku tahu ini sangat menyakitinya. Tapi hatiku tak bisa berkata ‘ya’ saat dia menginginkan apa yang membuatku bingung.

            Kami pergi ke restoran untuk memesan beberapa makanan. Dia masih marah padaku. Bahkan menatapku pun tidak. Wajahnya tertutup buku menu makanan.

            “Ice coffe latte,”

            “Kau tidak bisa minum itu! Tolong berikan kami teh hangat,” dengan cepat aku meralat pesanannya. Semarah itukah dia hingga berani memesan minuman yang bahkan hampir membuatnya mati?

            “Maafkan aku, JongWoon!” Pintaku padanya. tapi dia tetap diam memainkan bunga yang ada dalam vas bunga di atas meja ini, seolah tak  mendengar permintaan maafku.

***

            “Apa yang harus ku lakukan?” Tanyaku pada JuMyuk. Dia teman yang paling dekat dengan JongWoon. Aku mengatakan padanya jika aku menolak JongWoon kembali.

            “Apa kau tidak bisa melupakannya? Jika aku menjadi JongWoon, aku sudah memutuskanmu!” Ucapan yang nyaris seperti teriakan. Aku tahu dia akan sama marahnya dengan JongWoon. Tapi aku harus bagaimana? Sampai saat ini, aku bahkan masih sulit untuk melupakannya.

            “Tapi dia akan selalu bersamaku, kan?” Tanyaku penuh harap. Sudah ku duga ini akan terjadi. JuMyuk tak menjawab dan malah pergi mengabaikan pertanyaanku. Aku sengaja mengatakan padanya setiap aku menyakiti JongWoon agar setidaknya JongWoon tahu apa yang aku rasakan. Tapi aku salah. JuMyuk bahkan tak pernah menceritakan curhatanku pada JongWoon.

 

|JongWoon Pov|

            Sulit bagiku jika harus terus melanjutkan hubungan ini. Aku merasa aku bagai sebuah game baginya. Ya. Ketika dia merasa kesepian, aku bersiap menemaninya. Tapi, ketika dia memiliki teman, dia mengabaikanku meski dia memenangkan game itu.

            Aku marah. Ya. Bagaimana aku tidak marah. Aku bahkan belum pernah melakukan ciuman bahkan berpelukan dengannya. Lucu. Padahal kami sudah bersama 3 tahun. Melakukan pertunangan. Tapi itu hanyalah sebagai tanda jika aku dan dia bersama 3 tahun. Walau hubungan itu tak pernah dia sebut sebagai sebuah hubungan.

            Malam ini, ayah dan ibu mengajak kami untuk makan malam bersama. Dia datang dengan mengenakan dress abu. Cantik. Ya. Dia memang selalu cantik. Itu yang membuatku jatuh hati padanya. Tak peduli dia menganggapku atau tidak.

            “Bagaimana pekerjaanmu, JongWoon~ah?” Tanya Ayah di sela-sela makan malam kami.

            “Kenapa harus bertanya pekerjaan saat seperti ini?” Protes ibu. Dia memang selalu seperti itu. Tidak suka jika ayah bertanya tentang pekerjaanku. Apalagi saat makan seperti ini.

            “Sedikit sibuk. Tapi aku tetap merasa  nyaman,” Jawabku seraya menangkap tangan Yena yang sedang memegang garpu. Dia tampak kaget. Tapi aku memberinya senyuman.

            “Ah! kami sudah membicarakan tentang masa depan kalian,” Sontak aku dan Yena memandang ibu kaget. Masa depan? Menikah? Cukup kaget, karena bahkan aku tak pernah berpikir hal itu. Begitu juga Yena. Meski aku sudah tahu bagaimana ekspresinya, tapi aku tetap menatapnya. Dia menundukkan kepalanya. Aku tahu. Dia masih memikirkan laki-laki itu.

            Mengaharapkan sesuatu yang jelas tak kan pernah terjadi, bukankah itu gila? Ya. Aku gila karenanya.

 

|Author Pov|

            Yena tak menemani JongWoon hari ini. Karena JongWoon akan sangat sibuk. Dan itu justru akan membuatnya merasa terasingkan. Dia akhirnya pergi menemui teman-temannya di café.

            Yena melambaikan tangannya pada teman-temannya yang memang sudah cukup lama menunggunya.

            “Maaf membuat kalian menunggu,” Ucapnya menyesal.

            “Aku mengerti kau sibuk karena calon suamimu,” Dengan cepat Henry menyikut KyuHyun karena perkataannya. Menyadari kesalahannya, dia segera meminta maaf pada Yena. Tapi Yena tak mempermasalahkannya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

            “Bagaimana kabarmu?” Tanya Henry dingin.

            “Tidak baik,” Jawab Yena lesu. Dengan cepat Henry meletakkan tangannya di dahi Yena membuat KyuHyun hanya bisa menunduk, tak mau melihat pertunjukan itu.

            “Aku hanya bercanda,” Yena mendorong tangan Henry mencoba melepasnya dari dahinya. “Henry! Ternyata aku masih belum bisa menerimanya,” Lirihnya membuat KyuHyun dan Henry hanya bisa menatapnya pasrah. Mereka tahu itu akan sulit bagi Yena meski telah 3 tahun.

            “Lupakanlah!” Ucap Henry sambil beranjak dari duduknya. Tapi dengan cepat, Yena menarik tangannya meminta Henry jangan pergi. “Aku tahu ini akan sulit bagimu. Tapi jika kau terus menyakitinya seperti itu, itu hanya akan membuatku muak,” Amarah Henry tak dapat di bending lagi. Dia meluapkan kekesalannya karena melihat tingkah temannya yang nyaris menjadi calon kakak iparnya itu.

            “Tapi aku masih mencintai kakakmu,” Henry hanya bisa menghela nafas. Dia tahu kekuatan cinta kakaknya dengan Yena begitu dahsyat, hingga rela menyakiti laki-laki yang tulus mencintainya seperti JongWoon.

            “Kalau begitu putus dengannya. Jika kau ingin bersama laki-laki yang kau cintai itu.maka putuslah dengan JongWoon dan matilah!” Kini Henry benar-benar marah bahkan menangis.

            “Memangnya apa diberikan kakakku hingga kau menyia-nyiakan laki-laki yang tulus mencintaimu selama 3 tahun?” Yena tak dapat menjawab. Dia menangis masih menggenggam tangan Henry.

            KyuHyun hanya berusaha menenangkan Henry yang sudah diselimuti amarah. Henry menepis tangan Yena dengan kasar.

            “Jika kau ingin menjemput kakakku. Hubungi aku. Kita akan pergi bersama,” Ucap Henry sebelum akhirnya meninggalkan Yena yang masih menangis.

            “Aku mengerti perasaanmu. Tapi aku harap kau mengerti pada orang-orang di sekitarmu,” KyuHyun pergi mengejar Henry yang sudah berjalan cukup jauh dari café itu.

 

|Yena Pov|

            Seperti wanita jahat. Ya. Aku baru sadar. Jika aku begitu jahat terhadap JongWoon yang sudah jelas tulus mencintaiku. Tapi aku? Seolah ketulusan itu hanya lelucon. Aku mengabaikan perasaannya. Nama yang sulit aku hilangkan dari pikiran bahkan hatiku. Padahal aku sudah berulang kali membuatnya hilang, namun nihil. Dia tetap saja ada. Apa karena aku menganggap JongWoon sebagai pelampiasanku? Benar-benar kejam.

            “Wanita cantik tidak boleh berkeliaran di tengah malam,” Tiba-tiba saja suara itu mengagetkanku. Ya. Laki-laki itu datang. Aku benar-benar malu menatapnya. Meski aku sudah mempermainkan perasaannya selama 3 tahun, dia tetap datang padaku.

            “Kau sudah pulang,” Dengan cepat aku menghapus air mataku. Tak ingin membuatnya semakin terluka karena sikapku yang kekanak-kanakan ini. Dia meraih tanganku lalu memasukkannya ke dalam saku mantel tebalnya. Dia hanya diam. Hanya kesunyian yang menemani malam ini yang sangat canggung ini. Dia memandang langit sambil tersenyum. Senyum palsu. Ya. Karena aku melihat titik berkilau di matanya.

            “Apa yang harus ku lakukan, Yena?” Tanyanya tanpa menatapku. Aku tak dapat menjawabnya, karena aku sendiri bingung apa yang harus ku lakukan.

            “Mianhae, JongWoon~ah!” Ya. Hanya ini yang bisa ku katakan. Mungkin dia bosan mendengar kalimat ini. Tapi tak ada kalimat yang dapat menjawab kebingungan ini.

            “Aku tahu aku selalu bersamamu. Ragamu selalu menemaniku. Tapi hati dan pikiranmu bersamanya!” Dia berteriak padaku. Ya. Dia masih tak menatapku. Dia menundukkan kepalanya. Aku tahu ini sangat sulit untuknya.

            “Tak bisakah aku bersamamu di dunia saja?” Tanyanya kini menatap wajahku. Aku benar-benar malu. Setiap kali hanya ekspresi sedih dan menyebalkan ini yang bisa ku berikan padanya. Senyumnya, malam ini aku tak melihat di wajahnya. “Dengan begitu, aku bisa melepasmu bersamanya di surge nanti,” Dia menangis. Tanganku semakin erat dia genggam dalam saku mantelnya.

            Aku sangat kejam. Membuat laki-laki yang sangat baik menangis karena wanita jahat sepertiku.

            “Aku sudah meminta izin pada HanKyung. Bisakah kita bersama di du—,” Aku tahu ini sangat menyebalkan baginya. Aku tahu, aku masih belum bisa menerimanya untuk mengganti HanKyung. Menanti selama 3 tahun tidak mudah bagi orang lain. Ya. Jika JongWoon adalah orang lain, mungkin dia sudah memutuskan hubungan ini.

          Tapi tidak dengan JongWoon yang berada di hadapanku saat ini. Dia bahkan menungguku 3 tahun lamanya untuk kejadian ini. Ya. Aku menciumnya. Dengan beraninya aku melakukannya saat dia menangis. Aku tahu dia sangat marah.

          “Gomawo JongWoon~ah!” Pada akhirnya, aku tetap tak bisa menerimanya. Laki-laki sepertinya tak boleh bersamaku. Dia terlalu baik untukku yang sudah jahat padanya. Mengharapkan sesuatu yang jelas tak kan pernah terjadi, bukankah itu gila? Ya. Aku pikir aku gila saat ini.

 

==THE END==

Not Angka Pianika Super Junior “Our Love”

Image

1 1 1 2 3 5 / 4 4 4 3 2
Ddareureung sori / jeonhwareul deulmyeon
4 4 5 3 / 2 1 2 3 3
Deullyeo oneun / geudae moksori
7 1 1 2 3 5 / 4 4 4 3 2
Bogopeun maeum / ganulsu eopseo
4 4 5 3 / 2 1 3 1 1
Keunmameokgo / jeonhwahaeddayo

5 5 5 6 7 1. / 4 4 4 6 5
Haenimi bangshil / dalnimi binggeut
5 5 5 6 7 1. 7 6
Urideurui sarangeul
7 1. 7 6 7 1. 7 6 7
Jikyeobwa juneun geot gatayo

*Reff
1. 7 1. 5 / 6 6 6 5 5
Gaseumeuro / neukkyeoboseyo
5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4
Nan eolmamankeum geudaeane inneunji
1. 7 1. 5 / 6 6 6 5 5
Geu ipsullo / marhaeboseyo
5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 5 4 4
Oraejeonbuteo nareul saranghaewaddago
4 2 3 2 1
Marieyo

1 1 1 2 3 5 / 4 4 4 3 2
Mannamyeon ddaeron / jogeuman ire
4 4 5 3 / 2 1 2 3 3
Hwareul naego / torajijiman
7 1 1 2 3 5 / 4 4 4 3 2
Euregeu daeumeun / hwahaehaenogo
4 4 5 3 / 2 1 3 1 1
Doraseoseo na honja wunne

5 5 5 6 7 1. / 4 4 4 6 5
Saedeuri sogon / kkotdeuri sugen
5 5 5 6 7 1. 7 6
Urideurui saranghae
7 1. 7 6 7 1. 7 6 7
Jilturado haneungabwayo

Back to *Reff

4 4 6 5 4 5 2. 1.
Urideurui sarang gadeuk
5 1. 7 1. 2. 5
Geudaeui nunsoge
4 4 6 5 4 5 2. 1.
Geudaemanui sarang gadeuk
1. 7 1. 7 1. 2. 2. / 2. 3. 3.
Naui maeum geuane / neomchyeoyo…

Note:: yang titik di belakang (1.) nada tinggi ☺
Not berdasarkan suku kata ☺

yang mau copas,,, please, please izin+full credit ya! ^,~ jan asal blok, trus copy, dah g2 paste ==’ 😀 OK! 😉 *karena ini yang cari/buat saya sendiri ☺

 

Gomawo 🙂