FF//In My Dream//Oneshoot

Title            : In My Dream

Author        : yeyemimi

Main Cast  : Kim RyeoWook

                   Lee SungMin

                   Park HaYoung

                   Kim Yena

Genre        : friendship

 

 

              “Kim Yena noona! Aku pasti akan bertemu denganmu!” Ucap RyeoWook pasti pada poster penyanyi terkenal bernama Kim Yena yang tertempel di dinding kamarnya itu. RyeoWook adalah fanboy dari penyanyi Korea berumur 5 tahun lebih tua darinya itu. Meski lebih tua, RyeoWook tetap menyukai penyanyi tersebut, karena wajahnya yang masih tetap cantik meski ada sedikit kerutan disekitar matanya. SungMin sahabatnya, selalu mengejek RyeoWook karena ke-obsesiannya terhadap penyanyi tersebut.

           “Pasti! Aku pasti akan bertemu denganmu!” Ucapnya sekali lagi sambil mencium posternya itu (Ryeosom, no envy! :D) sebelum akhirnya ia tidur.

           Pagi hari sekali SungMin sudah duduk manis di ruang makan dan menampakkan wajah kesal.

           “Ya! Wookie~ah! sarapannya mana?” Teriak SungMin kesal. Karena tak ada jawaban dari sahabatnya itu, SungMin lalu pergi ke kamarnya. Namun, kekesalannya malah menjadi, karena RyeoWook masih berbaring di kasurnya. SungMin tersenyum dan langsung mengambil sesuatu di rak sepatu. Tada! Kaus kaki miliknya yang sudah 2 minggu tidak cuci, lalu disimpan 1 minggu ia temukan. Dengan wajah penuh bahagia sekaligus marah, ia meletakkan kaus kakinya tepat didepan lubang hidung RyeoWook. Namun, SungMin malah tambah kesal karena idenya tidak mempan. SungMin kembali memutar otaknya, dan muncullah lampu di atas kepalanya 😀

             “Song Yena Noona akan menikah!!!!!!!!!” Tiba-tiba saja SungMin berteriak memakai mikrofon dengan dua spiker di depan kedua telinga RyeoWook. Dan,,, berhasil! RyeoWook bangun dari tidurnya lalu memeluk SungMin o.O SungMin membelalakan matanya dan mencoba melepaskan pelukan RyeoWook.

               “Kau akan menikah denganku Song Yena!” Ucap RyeoWook mencoba mencium SungMin yang ia sangka Song Yena. SungMin melepas pelukan RyeoWook dan segera pergi dari kamar RyeoWook.

               “Aku tidak mungkin menciummu, hyung! :p” Ucap RyeoWook menjulurkan lidahnya. Sebenarnya ia sudah bangun saat SungMin membawa mikrofon dan spiker itu. Tapi RyeoWook tidak menyangka SungMin akan membawa benda itu dan meletakkannya tepat di kedua telinga RyeoWook. O.o dan dengan terpaksa, RyeoWook harus menahan telinganya yang hampir membuatnya tuli itu. -_- 

               RyeoWook dan SungMin adalah seorang DJ disebuah radio yang sebenarnya tidak begitu terkenal bersama chingunya bernama Park HaYoung. Dan saat ini mereka ada siaran dengan bintang tamu orang yang mirip dengan Song Yena. >.< Awalnya RyeoWook senang karena kedua chingunya mengatakan bahwa bintang tamunya adalah Song Yena. Namun, kebohongan SungMin dan HaYoung diketahui saat RyeoWook melihat daftar bintang tamu, dan dia marah saat membaca nama “Song Yena ^twins^” >.< *poor RyeoWook* 

               Selama siaran, RyeoWook tampak kesal karena ia harus mendengar sang bintang tamu menyanyi ala Song Yena. Namun, itu benar-benar gagal total! Suara sang bintang tamu benar-benar membuat RyeoWook bahkan semua kru radio itu kesal dan marah. Apalagi saat dibagian nada tingginya yang hampir membuat dinding ruangan roboh >.<

 ***

               “Sudah ku bilang, dari wajahnya saja, dia sama sekali tidak mirip dengan Song Yena noona, apalagi suaranya. Jauuuuuuh sekali,” Cibir RyeoWook kesal saat di perjalanan pulang. SungMin dan HaYoung yang mendengar cibiran RyeoWook hanya tertawa sambil memakan ice cream. “Kapan aku bertemu denganmu noona?” Tanya RyeoWook memandang gambar Song Yena di sebuah café dengan sedih.

               “Kelak kau akan bertemu dengannya,” Jawab SungMin meninggalkan RyeoWook, lalu pergi bersama HaYoung.

               “Aku pasti akan bertemu dengan Yena Noona!” Teriak RyeoWook pada SungMin dan HaYoung yang berjalan tak jauh dari tempatnya berada.

               Pagi hari, RyeoWook sudah berada di dapur membuat sarapan pagi ini sambil bernyanyi lagu milik Song Yena. SungMin dan HaYoung yang ternyata mengintip chingunya itu hanya bisa saling menatap lalu menggelengkan kepala.

               “Dari tadi kau memasak di dapur berjam-jam sambil bernyanyi dan membuat kami hampir mati kelaparan, hanya telur rebus yang,,,” Komplain HaYoung kesal karena sarapannya hari ini hanya dengan telur rebus. SungMin hanya bisa menatap RyeoWook dengan wajah tanpa dosanya dengan kesal.

               “Apa kau balas dendam pada kami karena kami telah membohongimu soal Song Yena?” Tanya SungMin kesal.

               “Itu alasan kedua, yang pertama, memang persediaan di lemari hanya ada telur,” Jawab RyeoWook polos.

               “Aku makan di luar saja,” HaYoung beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan ruang makan.

               “Nado,” SungMin pun ikut pergi meninggalkan ruang makan dan pergi bersama RyeoWook. RyeoWook tampak sedikit senang saat kedua chingunya pergi. Ia lalu berlari membuka lemari es dan membawa daging sapi, lalu memasaknya.

               Hari sudah malam, RyeoWook masih duduk di luar menunggu kedua chingunya yang belum pulang. Rasa khawatir sekaligus rasa bersalah tergambar jelas diwajahnya. Ia merasa, SungMin dan HaYoung marah dengan leluconnya. 2 jam menunggu, kedua chingunya belum pulang juga. Sudah berkali-kali juga ia mencoba mengirim pesan, bahkan menghubungi keduanya, tapi tetap tak ada jawaban, bahkan mereka berdua mematikan ponselnya. Akhirnya, RyeoWook menyerah dan masuk ke rumah dengan lemas.

 ***

               Tak berapa lama, SungMin dan HaYoung pulang. Mereka tertawa menonton sebuah video di ponsel milik HaYoung.

               “Kalian marah padaku?” Tiba-tiba saja saat SungMin dan HaYoung membuka pintu, pertanyaan RyeoWook mengagetkan mereka berdua. Karena mereka pikir, RyeoWook sudah tidur, karena lampunya mati.

               Tanpa menjawab pertanyaan RyeoWook SungMin dan HaYoung pergi ke kamar masing-masing, membuat RyeoWook kesal. “Mianhae,” Teriak RyeoWook yang sama sekali tak direspon oleh kedua chingunya. *poor RyeoWook*

              “Apa-apaan ini? Apa mereka mengerjaiku? Ulang tahunku tinggal menghitung hari, kalau mereka marah padaku, mereka pasti tak akan memberiku kado :’(,” Eluh RyeoWook sedih.

              Hampir 3 hari, RyeoWook diabaikan oleh kedua chingunya, dan RyeoWook benar-benar kesal. Dia pernah berniat untuk pergi dari rumah itu, tapi,,, saying, itu adalah rumah hasil kerja kerasnya bersama kedua chingunya itu selama hampir 4 tahun mereka berteman.

              HaYoung mengetuk pintu kamar SungMin dan RyeoWook, lalu SungMin membukanya dan masih mengantuk.”Wae,,, Waaah, wangi sekali. Kau masak apa?” Tanya SungMin saat mencium aroma masakan.

              “Aniya, Wookie yang memasak,” Mendengar ucapan HaYoung, SungMin membelalakan matanya lalu pergi melihat ke dapur yang berada di lantai bawah. Ia tertawa saat melihat RyeoWook sedang serius memasak masih dengan bernyanyi lagu Kim Yena.

              “Kami makan di luar ya!” Ucap SungMin. Namun, RyeoWook tak ada respon dari RyeoWook.

             “Kami makan di luar ya!” HaYoung pun mencoba menggoda RyeoWook dengan sedikit meninggikan suaranya.

              “Ne,” Balas RyeoWook singkat membuat SungMin dan HaYoung menatap satu sama lain. Mereka tak menyangka, kalau RyeoWook mengabaikan mereka. Padahal mereka berharap, RyeoWook menyuruh mereka makan bersama. >.< SungMin dan HaYoung pun ikut duduk bersama RyeoWook, dan RyeoWook terlihat tersenyum menang. Tanpa pikir panjang, SungMin ikut makan bersama RyeoWook, dilanjut dengan HaYoung.

             “Sebentar lagi ulang tahunku, kira-kira kado spesial apa ya, yang aku dapatkan?” Tanya RyeoWook ditengah kegiatan sarapannya sambil melirik kedua chingunya. “Dulu aku ingin sekali main ke tempat permainan, atau dapat voucher belanja free :D” Lanjut RyeoWook membuat kedua temannya saling menatap. “Oh iya, kalian tau saat hari ulang tahunku, Song Yena juga mengadakan konser!” Ucap RyeoWook penuh senyum. “Apa bisa aku menonton konsernya itu?” Lanjut RyeoWook lagi membuat kedua chingunya menatap lagi, lalu melanjutkan sarapannya kembali.

             “Bukankah kalian ada jadwal siaran hari ini?” Tanya RyeoWook aneh melihat pakaian kedua chingunya yang masih memakai piyama.

             “Aku minta cuti,” Jawab SungMin beranjak dari duduknya.

             “Nado,” Jawab HaYoung. Mereka lalu pergi ke kamar masing-masing meninggalkan RyeoWook yang tampak kesal. ‘Pergi tanpa mengucapkan “gomawo”,’Batin RyeoWook sambil membereskan meja makan dengan sedih.

              Malam hari, RyeoWook pergi ke dapur untuk mengambil minum. Namun, saat RyeoWook menyalakan lampu, lampunya justru tidak menyala. Dia sedikit aneh dan takut, dia akhirnya kembali ke kamarnya, dan melihat api yang menyala. Dan,,, itu adalah SungMin dan HaYoung membawa kue ulang tahun.

~~Saengil chukhahamnida~~ Saengil chukhahamnida~~ Saranghaneun uri Wookie~~ saengil chukhahamnida!!! RyeoWook pun segera meniup lilinnya penuh bahagia. Dia tak menyangka, kedua chingunya akan memberi kejutan.

              “Gomapseumnida,” Ucap RyeoWook memeluk kedua chingunya. “Kalian sengaja mematikan listriknya ya?” Tanya RyeoWook malu.

               “Aniya, listriknya memang sedang koslet,” Ucap HaYoung polos. RyeoWook hanya mengangguk, tapi dia terus melirik seluruh badan SungMin dan HaYoung. SungMin yang mengerti, akhirnya dia menyuruh HaYoung untuk memberikan sesuatu pada RyeoWook.

              “Mianhae, kami hanya bisa memberikan itu,” Ucap HaYoung menyerahkan amplop putih itu pada RyeoWook. RyeoWook menerimanya dengan penuh bahagia, dan mengucapkan ‘gomapseumnida’. RyeoWook pun membuka amplopnya dengan pelan, dan,,,

               “Tiket,,,” Kalimatnya terpotong saat yang melihat kertasnya.

               “Kami mendapatkannya dengan susah payah, banyak rintangan untuk mendapatkannya,” Jelas SungMin.

               “Kenapa voucher belanja? Mana tiket konser Song Yena?” Tanya RyeoWook melihat kembali isi amplop.

               “Neo michyeosseo? Darimana kami mendapatkan uang untuk membeli tiket? Lagipula, bukankah kau ingin mendapatkan voucher belanja free?”

               “Itu kan dulu!” RyeoWook pun menangis dan terus berteriak “Kim Yena Noona! Kim Yena Noona!” yang membuat SungMin dan HaYoung pergi meninggalkannya.

             RyeoWook pergi keluar untuk melampiaskan kesedihannya pada bulan dan bintang. “Aku berharap, kado spesialku adalah tiket konser Yena noona, tapi malah voucher belanja. Jika aku tau mereka memberiku voucher, aku tidak perlu berharap pada mereka,” Ucap RyeoWook menangis.

           “Silyehamnida,” Tiba-tiba saja suara itu membuat RyeoWook berhenti menangis dan dengan kesal, RyeoWook menghampiri orang itu.

          “Wae,,,” RyeoWook membuka gerbang pintu dan memotong kalimatnya saat yang dilihatnya adalah KimYena!

           “Mianhaesseo, kau tahu alamat ini?” Tanya Yena memberikan alamat pada RyeoWook.

           “Ne,” Ucap RyeoWook masih menatap Yena tak percaya. “Song Yena noona,” Panggil RyeoWook teraharu bahagia. Dan tiba-tiba saja memeluk Song Yena yang membuatnya kaget.

            “SungMin hyung! HaYoung~ah! gomapseumnida!!!” Teriak RyeoWook, yang mampu membuat kedua chingunya keluar dari rumah dan kaget melihat RyeoWook memeluk Song Yena.

***

            Akhirnya RyeoWook mengantar Song Yena ke rumah yang dituju. Yup! Song Yena hari ini pindah rumah, dan bertenggaan dengan rumah milik tiga serangkai sahabat itu. Dan tentu saja, hal itu membuat RyeoWook bahagia bukan main. Baginya, ini adalah kado terindah yang diberikan Tuhan, bukan Lee SungMin maupun Park HaYoung. Dan tentu saja voucher belanja itu tetap milik RyeoWook 😀

 

==The End==

FF//Waiting For You//OneShoot

Title                : Waiting For You

Author            : Yeyemimii

Main Cast      : – Kim Yena

                         – Kim JongWoon

Other Cast     : – Henry Lau

                          – Cho KyuHyun

                          – HanKyung

Genre             : Romance, sad, friendship

Rated              : PG-15

 

            “Mengharapkan sesuatu yang jelas tak kan pernah terjadi, bukankah itu gila?”

 

|Yena Pov|

            Ini yang bisa ku lakukan. Menemaninya bekerja setiap hari, membuatkannya sarapan, bahkan menyiapkan pakaian untuknya. Aku terlihat seperti managernya. Lucu. Kim JongWoon. Kami sudah berhubungan selama 3 tahun. 2 minggu yang lalu kami melakukan pertunangan. Sejujurnya sulit bagiku untuk melakukannya. Tapi harus bagaimana lagi? Ku rasa usia hubungan kami sudah cukup tua dan memang sudah baik untuk melakukan pertunangan.

            “Malam ini Ibu meminta kita untuk makan malam,” Dia menghampiriku seraya tersenyum. Kemeja hitam dengan lengan yang ia lipat membuatnya terlihat benar-benar seperti seorang model. Ya. Walau dia sudah melakukan beberapa pemotretan mengingat dia seorang pelukis muda terkenal.

            “Aku merindukanmu,” Ucapnya seraya mendekatkan wajahnya padaku. Dengan cepat aku memalingkan wajahku menghindar dari wajahnya.

            “Mianhae, JongWoon~ah!” Apa yang aku lakukan? Selama 3 tahun, bahkan kami belum pernah melakukan itu. Seolah membencinya, aku bahkan tak berani menatapnya setelah melakukannya.

            “Aku lapar,” Dia menampakkan wajah sedih. Aku tahu ini sangat menyakitinya. Tapi hatiku tak bisa berkata ‘ya’ saat dia menginginkan apa yang membuatku bingung.

            Kami pergi ke restoran untuk memesan beberapa makanan. Dia masih marah padaku. Bahkan menatapku pun tidak. Wajahnya tertutup buku menu makanan.

            “Ice coffe latte,”

            “Kau tidak bisa minum itu! Tolong berikan kami teh hangat,” dengan cepat aku meralat pesanannya. Semarah itukah dia hingga berani memesan minuman yang bahkan hampir membuatnya mati?

            “Maafkan aku, JongWoon!” Pintaku padanya. tapi dia tetap diam memainkan bunga yang ada dalam vas bunga di atas meja ini, seolah tak  mendengar permintaan maafku.

***

            “Apa yang harus ku lakukan?” Tanyaku pada JuMyuk. Dia teman yang paling dekat dengan JongWoon. Aku mengatakan padanya jika aku menolak JongWoon kembali.

            “Apa kau tidak bisa melupakannya? Jika aku menjadi JongWoon, aku sudah memutuskanmu!” Ucapan yang nyaris seperti teriakan. Aku tahu dia akan sama marahnya dengan JongWoon. Tapi aku harus bagaimana? Sampai saat ini, aku bahkan masih sulit untuk melupakannya.

            “Tapi dia akan selalu bersamaku, kan?” Tanyaku penuh harap. Sudah ku duga ini akan terjadi. JuMyuk tak menjawab dan malah pergi mengabaikan pertanyaanku. Aku sengaja mengatakan padanya setiap aku menyakiti JongWoon agar setidaknya JongWoon tahu apa yang aku rasakan. Tapi aku salah. JuMyuk bahkan tak pernah menceritakan curhatanku pada JongWoon.

 

|JongWoon Pov|

            Sulit bagiku jika harus terus melanjutkan hubungan ini. Aku merasa aku bagai sebuah game baginya. Ya. Ketika dia merasa kesepian, aku bersiap menemaninya. Tapi, ketika dia memiliki teman, dia mengabaikanku meski dia memenangkan game itu.

            Aku marah. Ya. Bagaimana aku tidak marah. Aku bahkan belum pernah melakukan ciuman bahkan berpelukan dengannya. Lucu. Padahal kami sudah bersama 3 tahun. Melakukan pertunangan. Tapi itu hanyalah sebagai tanda jika aku dan dia bersama 3 tahun. Walau hubungan itu tak pernah dia sebut sebagai sebuah hubungan.

            Malam ini, ayah dan ibu mengajak kami untuk makan malam bersama. Dia datang dengan mengenakan dress abu. Cantik. Ya. Dia memang selalu cantik. Itu yang membuatku jatuh hati padanya. Tak peduli dia menganggapku atau tidak.

            “Bagaimana pekerjaanmu, JongWoon~ah?” Tanya Ayah di sela-sela makan malam kami.

            “Kenapa harus bertanya pekerjaan saat seperti ini?” Protes ibu. Dia memang selalu seperti itu. Tidak suka jika ayah bertanya tentang pekerjaanku. Apalagi saat makan seperti ini.

            “Sedikit sibuk. Tapi aku tetap merasa  nyaman,” Jawabku seraya menangkap tangan Yena yang sedang memegang garpu. Dia tampak kaget. Tapi aku memberinya senyuman.

            “Ah! kami sudah membicarakan tentang masa depan kalian,” Sontak aku dan Yena memandang ibu kaget. Masa depan? Menikah? Cukup kaget, karena bahkan aku tak pernah berpikir hal itu. Begitu juga Yena. Meski aku sudah tahu bagaimana ekspresinya, tapi aku tetap menatapnya. Dia menundukkan kepalanya. Aku tahu. Dia masih memikirkan laki-laki itu.

            Mengaharapkan sesuatu yang jelas tak kan pernah terjadi, bukankah itu gila? Ya. Aku gila karenanya.

 

|Author Pov|

            Yena tak menemani JongWoon hari ini. Karena JongWoon akan sangat sibuk. Dan itu justru akan membuatnya merasa terasingkan. Dia akhirnya pergi menemui teman-temannya di café.

            Yena melambaikan tangannya pada teman-temannya yang memang sudah cukup lama menunggunya.

            “Maaf membuat kalian menunggu,” Ucapnya menyesal.

            “Aku mengerti kau sibuk karena calon suamimu,” Dengan cepat Henry menyikut KyuHyun karena perkataannya. Menyadari kesalahannya, dia segera meminta maaf pada Yena. Tapi Yena tak mempermasalahkannya dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

            “Bagaimana kabarmu?” Tanya Henry dingin.

            “Tidak baik,” Jawab Yena lesu. Dengan cepat Henry meletakkan tangannya di dahi Yena membuat KyuHyun hanya bisa menunduk, tak mau melihat pertunjukan itu.

            “Aku hanya bercanda,” Yena mendorong tangan Henry mencoba melepasnya dari dahinya. “Henry! Ternyata aku masih belum bisa menerimanya,” Lirihnya membuat KyuHyun dan Henry hanya bisa menatapnya pasrah. Mereka tahu itu akan sulit bagi Yena meski telah 3 tahun.

            “Lupakanlah!” Ucap Henry sambil beranjak dari duduknya. Tapi dengan cepat, Yena menarik tangannya meminta Henry jangan pergi. “Aku tahu ini akan sulit bagimu. Tapi jika kau terus menyakitinya seperti itu, itu hanya akan membuatku muak,” Amarah Henry tak dapat di bending lagi. Dia meluapkan kekesalannya karena melihat tingkah temannya yang nyaris menjadi calon kakak iparnya itu.

            “Tapi aku masih mencintai kakakmu,” Henry hanya bisa menghela nafas. Dia tahu kekuatan cinta kakaknya dengan Yena begitu dahsyat, hingga rela menyakiti laki-laki yang tulus mencintainya seperti JongWoon.

            “Kalau begitu putus dengannya. Jika kau ingin bersama laki-laki yang kau cintai itu.maka putuslah dengan JongWoon dan matilah!” Kini Henry benar-benar marah bahkan menangis.

            “Memangnya apa diberikan kakakku hingga kau menyia-nyiakan laki-laki yang tulus mencintaimu selama 3 tahun?” Yena tak dapat menjawab. Dia menangis masih menggenggam tangan Henry.

            KyuHyun hanya berusaha menenangkan Henry yang sudah diselimuti amarah. Henry menepis tangan Yena dengan kasar.

            “Jika kau ingin menjemput kakakku. Hubungi aku. Kita akan pergi bersama,” Ucap Henry sebelum akhirnya meninggalkan Yena yang masih menangis.

            “Aku mengerti perasaanmu. Tapi aku harap kau mengerti pada orang-orang di sekitarmu,” KyuHyun pergi mengejar Henry yang sudah berjalan cukup jauh dari café itu.

 

|Yena Pov|

            Seperti wanita jahat. Ya. Aku baru sadar. Jika aku begitu jahat terhadap JongWoon yang sudah jelas tulus mencintaiku. Tapi aku? Seolah ketulusan itu hanya lelucon. Aku mengabaikan perasaannya. Nama yang sulit aku hilangkan dari pikiran bahkan hatiku. Padahal aku sudah berulang kali membuatnya hilang, namun nihil. Dia tetap saja ada. Apa karena aku menganggap JongWoon sebagai pelampiasanku? Benar-benar kejam.

            “Wanita cantik tidak boleh berkeliaran di tengah malam,” Tiba-tiba saja suara itu mengagetkanku. Ya. Laki-laki itu datang. Aku benar-benar malu menatapnya. Meski aku sudah mempermainkan perasaannya selama 3 tahun, dia tetap datang padaku.

            “Kau sudah pulang,” Dengan cepat aku menghapus air mataku. Tak ingin membuatnya semakin terluka karena sikapku yang kekanak-kanakan ini. Dia meraih tanganku lalu memasukkannya ke dalam saku mantel tebalnya. Dia hanya diam. Hanya kesunyian yang menemani malam ini yang sangat canggung ini. Dia memandang langit sambil tersenyum. Senyum palsu. Ya. Karena aku melihat titik berkilau di matanya.

            “Apa yang harus ku lakukan, Yena?” Tanyanya tanpa menatapku. Aku tak dapat menjawabnya, karena aku sendiri bingung apa yang harus ku lakukan.

            “Mianhae, JongWoon~ah!” Ya. Hanya ini yang bisa ku katakan. Mungkin dia bosan mendengar kalimat ini. Tapi tak ada kalimat yang dapat menjawab kebingungan ini.

            “Aku tahu aku selalu bersamamu. Ragamu selalu menemaniku. Tapi hati dan pikiranmu bersamanya!” Dia berteriak padaku. Ya. Dia masih tak menatapku. Dia menundukkan kepalanya. Aku tahu ini sangat sulit untuknya.

            “Tak bisakah aku bersamamu di dunia saja?” Tanyanya kini menatap wajahku. Aku benar-benar malu. Setiap kali hanya ekspresi sedih dan menyebalkan ini yang bisa ku berikan padanya. Senyumnya, malam ini aku tak melihat di wajahnya. “Dengan begitu, aku bisa melepasmu bersamanya di surge nanti,” Dia menangis. Tanganku semakin erat dia genggam dalam saku mantelnya.

            Aku sangat kejam. Membuat laki-laki yang sangat baik menangis karena wanita jahat sepertiku.

            “Aku sudah meminta izin pada HanKyung. Bisakah kita bersama di du—,” Aku tahu ini sangat menyebalkan baginya. Aku tahu, aku masih belum bisa menerimanya untuk mengganti HanKyung. Menanti selama 3 tahun tidak mudah bagi orang lain. Ya. Jika JongWoon adalah orang lain, mungkin dia sudah memutuskan hubungan ini.

          Tapi tidak dengan JongWoon yang berada di hadapanku saat ini. Dia bahkan menungguku 3 tahun lamanya untuk kejadian ini. Ya. Aku menciumnya. Dengan beraninya aku melakukannya saat dia menangis. Aku tahu dia sangat marah.

          “Gomawo JongWoon~ah!” Pada akhirnya, aku tetap tak bisa menerimanya. Laki-laki sepertinya tak boleh bersamaku. Dia terlalu baik untukku yang sudah jahat padanya. Mengharapkan sesuatu yang jelas tak kan pernah terjadi, bukankah itu gila? Ya. Aku pikir aku gila saat ini.

 

==THE END==