FF//Life Card//Part 3 (END)

Title             : Life Card

Author         : yeyemimi

Main Cast   : Kim JongWoon

Kim Yena

Other Cast  : JuMyuk

                              Kang ImSeol

Kim Hyena

LeeTeuk

Genre         : Sad, Romance

Rated          : PG-15

***

|JongWoon Pov|

Kembali lagi ke tempat yang benar-benar aku benci. Rumah Sakit. Entah sampai kapan LeeTeuk Hyung terus memintaku menemaninya bekerja. Ya. Ku bilang “menemaninya”. Karena ini sudah terlalu sering.

Apa yang sudah ku putuskan benar-benar bulat. Tak peduli Hyung meledakkan bom atom lagi padaku. Tanpa dia lempar, aku akan tetap kalah. Aku dengar, hari ini Yena juga mulai menjalani beberapa teraphy menjelang operasinya. Aku ingin menemuinya, tapi,,,

Aku mengendap-endap sambil menuntun infusanku menuju ruangan Yena. Dia ternyata sedang bermain ponsel. Dia mendekatkan ponselnya dengan ragu. Seperti ingin merekam, atau menyampaikan pesan. Aku membuka sedikit pintu dan dapat ku dengar, dia menangis.

“Kau tahu kau memotong perkataanku saat kau bertanya kenapa aku lebih memilih hidup yang sulit daripada mati yang mudah? Pertama, aku ingin membalas apa yang telah Hyena Eonni lakukan padaku. Kedua, aku ingin berteman lebih lama dengan ImSeol. Ketiga, aku juga ingin,,,”

Dia menghentikan kalimatnya dan menangis seperti tak kuasa untuk mengatakannya. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang sedang berjalan menuju ruangan Yena. Dengan perlahan, aku kembali ke ruanganku.

 

|Author Pov|

JuMyuk dan Hyena berkunjung ke ruangan Yena. Mereka membawa barang-barang yang diperlukan Yena, termasuk boneka kesayangannya. JuMyuk khawatir karena mata Yena membengkak. Tapi Yena menjawab bahwa dia baru saja merasa sakit, hingga dia menangis.

JuMyuk bertanya lagi kapan pendonornya akan memberikan donornya. Yena menggeleng, dia belum tahu pasti karena LeeTeuk tak memberitahunya. Dia beralasan bahwa dia tidak tahu siapa pendonornya. Spontan, JuMyuk terlihat kesal dan keluar dari ruangan. “Apa dia seorang dokter? Bahkan bertemu dengan pendonornya saja tidak tahu? Lalu bagaimana jika dia tidak sehat?” Rutuk JuMyuk berjalan menuju ruangan LeeTeuk.

 

|JongWoon Pov|

Hah! Bersembunyi, berpura sedang berada di Las Vegas ternyata menyebalkan. Aku terlihat seperti seorang buronan. Aku meraih ponselku dan ada pesan suara dari Yena. Ya! Yena!

“Kau tahu kau memotong perkataanku saat kau bertanya kenapa aku lebih memilih hidup yang sulit daripada mati yang mudah? Pertama, aku ingin membalas apa yang telah Hyena Eonni lakukan padaku. Kedua, aku ingin berteman lebih lama dengan ImSeol. Ketiga, aku juga ingin,,,”

“Aku juga ingin hidup denganmu! Karena aku mencintaimu! Saranghanda, Babo~ya!” Aku terdiam mendengar kalimat yang ternyata ingin dia katakan. Tanpa sadar, aku meneteskan air mata. Memukul dadaku yang terasa sesak. Ini benar-benar membuatku merasa lebih sakit daripada penyakitku ini. “Geurae, Nan babo~ya!”

***

           “Aku tak dapat menarik keputusanku,” Ujarku pada LeeTeuk Hyung yang terlihat benar-benar frustasi. Dia terlihat menangis, terus berjalan ke kanan dan kiri.

“Kenapa aku harus bertemu denganmu?” Sentak LeeTeuk Hyung. Aku tahu, aku sudah mengecewakannya. Mengabaikan kebaikannya terhadapku. Tapi aku tak bisa.

“Mimpi pertamaku adalah ingin menjadi seorang polisi atau detektif. Dimana aku bisa menemukan Ibuku yang entah dimana sekarang. Lalu aku tak ingin menjadi apa-apa karena aku ingin selalu bersamamu. Tapi, ketika aku bertemu dengan dia dan tahu penyakitnya, aku ingin menjadi dokter sepertimu. Karena aku ingin menyembuhkannya. Tapi akhirnya, aku tak dapat mencapai semuanya. Ketika aku tahu penyakitku, aku benar-benar ingin hidup. Tapi saat aku tahu dia belum mendapatkan donornya, aku,,,”

Aku tak dapat meneruskan kata-kataku. LeeTeuk Hyung hanya menangis. Sama sepertiku, namun aku masih bisa menahannya meski suaraku benar-benar bergetar.

“Bukankah ini tidak adil? Dia yang lebih dulu mengidap penyakit itu. Tapi kenapa aku yang lebih dulu mendapatkan donornya? Aku ingin dia hidup! Aku ingin dia hidup! Jebal. Biarlah dia mencapai semua mimpinya. Meski dia tak ingin menyusul kedua orang tuanya,” Tangisku benar-benar pecah saat ini. Aku tak dapat menahan benteng di dadaku ini. Semua perasaanku tertumpah saat ini, hari ini, sama dengan pernyataan perasaan Yena padaku. “Aku mencintainya,”

 

|Author Pov|

JongWoon keluar dari ruangan LeeTeuk dengan lemas. Wajahnya kembali pucat, mungkin dia merasakannya. Tapi dia terhenti saat matanya bertemu dengan seseorang yang membuatnya terkejut.

“Apa yang kau lakukan disini?”

“Itu pertanyaan milikku,” Balas JuMyuk dengan tatapan dingin. JongWoon khawatir JuMyuk mendengar semuanya.

“Aku,,,” Katanya terhenti karena JuMyuk menyuruhnya untuk pergi ke ruangan JongWoon. Hening. Mereka belum memulai percakapannya. JongWoon masih khawatir jika JuMyuk mendengarnya.

“Kau menyedihkan,” Kali ini JongWoon mendapat jawabannya. Bahwa JuMyuk mendengar semuanya.

“Akhirnya kau tahu alasannya. Aku mohon, kau menepati janjimu,” JuMyuk menoleh ke arah JongWoon mencoba mengingat apa yang sudah ia janjikan pada JongWoon. Ternyata janji saat di dedpan ruangan HeeWoo. Jika HeeWoo menyukainya.

“Sebelum operasi kau harus bertemu dengannya,” JuMyuk lalu pergi meninggalkan JongWoon. Ia pergi karena tak dapat menahan tangisnya. Dia terus menggelengkan kepalanya seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar dari percakapan JongWoon dengan LeeTeuk. Seperti inikah cinta? Batinnya masih mencoba menahan tangis.

***

           JongWoon terdiam di dalam ruangannya. Dia melihat tanggal di ponselnya. Disana ada pengingat bahwa Yena akan di operasi besok. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan. Haruskah dia menemui Yena dan menjelaskan semuanya? JongWoon merasa sakit di bagian dadanya. Dia berusaha menahannya dengan meminum air.

“Sebelum operasi, kau harus bertemu dengannya,” Kalimat Yena selalu terngiang di telinganya. Haruskah aku datang? Bagaimana? Batinnya masih mencoba rasa sakit.

Di ruangan lain, Yena tertidur lelap. Pintu terbuka dan ternyata itu JongWoon. Dia berusaha berjalan mendekat pada Yena.

“Kim JongWoon,” JongWoon tersentak kaget saat Yena memanggil namanya walau masih dengan mata tertutup. JongWoon mendekat dan melihat Yena yang sepertinya sedang memimpikannya. Dia membelai pipi Yena sambil menahan tangis.

“Kim JongWoon,” Panggil Yena lagi. Kali ini dengan mata terbuka. Yena menggenggam tangan JongWoon yang berada di pipinya. Yena berkata pada JongWoon untuk tetap berada di sampingnya karena dia akan hidup. JongWoon menangis lagi. Dia mengangguk dan terus berkata “Tetaplah hidup” sambil berusaha tersenyum dalam tangisnya.

JongWoon memeluk Yena dan menangis bersama. “Saranghanda,”

 

|Yena Pov|

           Hah! Satu tahun sudah aku hidup bebas dari ruang kesehatan karena penyakitku. Lagipula tak ada tujuan keduaku untuk pergi kesana. Ya. Karena laki-laki itu. Dia benar-benar tidak memberiku kabar. Aku yakin, dia sudah menjadi Warga Negara AS. Menyebalkan! Aku bahkan sudah hidup. Aku memenuhi janjinya, tapi,,,

Ah! benar! Aku sekarang kelas 2. Dan aku tak sekelas lagi dengan ImSeol. Tapi dengan JuMyuk! Ada yang aneh pada mereka, apalagi dengan ImSeol. Bukankah dia suka pada JongWoon? Kenapa dia bahkan tak tahu kabar JongWoon? Apa karena dia sudah tak menyukainya setelah tahu aku menyukai JongWoon?

Aku berniat untuk pergi ke kelas ImSeol, tapi saat tiba disana aku tak melihatnya. Hingga ku temukan dia sedang berada di tangga darurat? Kenapa dia pergi kesini? Dia sedang berbicara dengan seseorang di telpon. Aku tak ingin mendengar pembicaraannya jadi aku berniat untuk menunggunya, tapi aku batalkan karena mendengar dia menyebutkan nama JongWoon.

“Aku akan pergi bersama JuMyuk, dan aku akan membuat alasan pada Yena,”

***

           Pulang sekolah aku mengikuti mereka diam-diam. Ya. Apa yang dikatakan ImSeol benar, dia membuat alasan bahwa mereka akan pergi ke toko buku untuk membeli beberapa buku. Dia mengajak JuMyuk untuk membantu mencarinya. Tapi aku curiga. Siapa yang dia telpon saat di tangga? JongWoon?

Aku terkesiap saat mengetahui tempat yang mereka kunjungi. Pemakaman? Siapa yang mereka kunjungi? Hatiku benar-benar tak tenang saat itu, aku bersembunyi hingga mereka pulang. Tapi LeeTeuk Oppa masih disana.

“Apa yang mereka lakukan?” LeeTeuk Oppa berbalik dan terkejut melihatku. Kenapa?

 

|Author Pov|

           “Apa yang mereka lakukan?” LeeTeuk berbalik dan terkejut melihat Yena. Dia kebingungan. Bagaimana Yena bisa berada disini? Batinnya.

“Kim Yena,,,” Panggil LeeTeuk ragu. Yena yang benar-benar tak tahu menatap LeeTeuk kosong. Yena bertanya, apakah JongWoon masih berada di Las Vegas. Kenapa dia tidak memberinya kabar.

LeeTeuk berusaha memantapkan hatinya untuk mengatakan yang sebenarnya pada Yena.

“Kim Yena. Mianhae,” HeeWoo semakin bingung dengan semuanya. Dia mencoba bertanya apa yang terjadi? Apa yang LeeTeuk dan kedua temannya lakukan? Siapa yang mereka kunjungi.

“Kim JongWoon. Mereka mengunjungi JongWoon,” Yena mematung. Telinganya berdengung seolah tak bisa mendengar apa-apa. LeeTeuk memberikan buku diary milik JongWoon. Ya. Sebelum JongWoon pergi dari Rumah Sakit setelah menemui Yena sebelum operasi, dia meminta LeeTeuk untuk membeli sebuah diary.

“Kim Yena. Nama itu seolah udara bagiku. Ya. Ketika 1 atau 2 hari bahkan 1 menit, aku selalu memikirkannya. Ya. Seperti udara yang selalu ku hirup setiap detiknya.

           Awal pertemuan kami, saat kau sering berkunjung ke ruang kesehatan, sama sepertiku.

          “Hati seseorang akan berubah karena suatu kebiasaan,” Kau percaya itu? Aku jelas percaya. Karena itu yang ku alami setelah terbiasa melihatmu. Tak peduli kau memiliki penyakit bahkan yang menular hingga mematikan. Aku tak peduli itu. Karena aku pun sama sepertimu.

“Tetaplah Hidup!” Kau masih ingat pesanku itu? Maafkan aku, jika aku tak dapat mengabulkan permintaanmu untuk tetap berada di sisimu.

          Impianku untuknya adalah selalu berada disisinya. Jika saja Tuhan memberiku lebih dari 1 nyawa. Aku akan membagi nyawaku padanya, agar kami selalu bersama.

         Tapi mimpi hanyalah mimpi. Ku rasa itu hanyalah mimpi terindah dan aku tak ingin bangun dari tidur itu, agar mimpi itu tetap ada. Terima kasih telah memberiku hari-hari yang indah. Terima kasih telah mencintaiku.

      Saranghae……………

Air mata yang sedari tadi menampung di kantung matanya, kini mengalir. Yena memeluk buku diary itu dan mendengarkan penjelasan LeeTeuk. Dia menjelaskan selama ini JongWoon tidak pergi ke Las Vegas. Melainkan berada di Rumah Sakit bersamanya.

‘Itu bukan halusinasiku? Malam dimana aku bertemu dengannya. Menggenggam tangannya. Memeluknya. Itu bukan sebuah halusinasi? Dan itu adalah terakhir aku melihatnya? Bukan saat di sekolah saat kami bertengkar?’ Batin Yena menangis masih memeluk diary itu.

“Jadi dia mati karena aku? Aku yang telah mencuri kartu hidupnya?” Tanya Yena. LeeTeuk menggeleng menahan tangis. Dia menjelaskan lagi bahwa malam sebelum operasi Yena, dia kabur dari Rumah Sakit. Dan menurut saksi yang melihatnya. Dia pergi ke jalanan dan hendak menyebrang. Tapi, dia sudah tak bisa menahan rasa sakitnya hingga dia terjatuh di tengah jalan raya membuat para pengendara kaget. Hingga di bawa ke Rumah Sakit, dia tak dapat di tolong lagi.

Yena termenung di dalam mobil LeeTeuk. Dia masih memeluk diary itu.

“Tetaplah hidup!” Suara itu membuat Yena terdiam. Lalu menoleh ke sumber suara. “Maafkan aku karena terlalu banyak berbohong,” Yena menangis saat yang ia lihat di hadapannya adalah JongWoon.

‘Bahkan aku masih berharap bahwa apa yang ku lihat ini sama dengan satu tahun lalu. Yang ku kira halusinasi tapi sebenarnya adalah sebuah kenyataan,’ Perlahan, bayangan JongWoon menghilang membuat Yena menangis lagi.

 

==THE END==

RCL :^) don’t be silent reader :^D

Leave a comment