FF//Life Card//Part 1

Title                 : Life Card

Cast                  : – Kim JongWoon

                              – Kim Yena

Other Cast  : – Kang ImSeol

                              – JuMyuk

                              – LeeTeuk

                              – Kim Hyena

Genre            : MeloFF, romance, friendship

Rated             : PG-15

 ***

           Akhirnya, tahun baru datang. Tapi kenapa harus di musim gugur? Mengesalkan bagiku. Kenapa tidak turun salju selama 2 musim ini? Apalagi aku yang sudah hampir 3 bulan dikurung di tempat yang membuatku sesak. Bau obat-obatan, dan bau khas rumah sakit yang lainnya membuatku rasanya ingin segera keluar. Tapi, aku harus menunggunya hingga besok.

Saat ini aku menjalani beberapa teraphy untuk kesehatanku. Sebenarnya aku tak ingin melakukannya. Tapi LeeTeuk hyung terus memaksaku untuk selalu melakukan theraphy ini. Dia menyebalkan. Dia cerewet. Jika aku tak menurut padanya, dia akan terus memaksaku hingga aku menganggukkan kepalaku.

3 Bulan aku berada di Rumah sakit. 3 bulan juga aku tak pergi sekolah. Rindu. Ya. Aku rindu kebisingan saat di kelas. Aku rindu saat mengobati siswa di Ruang Kesehatan. Termasuk, aku rindu pada gadis yang selalu ku pandang saat guru sedang menerangkan. Yang selalu datang ke ruang kesehatan Ya. Aku rindu semuanya.

“Apa yang kau pikirkan?” LeeTeuk Hyung datang membawa tas yang cukup besar. Kurasa itu pakaianku yang dibawanya dari rumah. Dia duduk mengeluarkan isi tasnya lalu menyimpannya di atas meja. Huh. Aku benar-benar ingin pulang.

“Ada kabar baik untukmu,” Dia menghampiriku dengan ekspresi yang,,, bisa kutebak itu adalah kabar baik. Entahlah, kabar apa itu. Aku menatapnya dengan tatapan yang biasa saja. Ya. Biasa saja. Tak tahu. Meski ekspresinya sedikit membuatku penasaran, tapi tak ada rasa untuk segera mengetahuinya.

“Aku sudah mendapatkan donormu,” Senang? Tidak. Ekspresiku biasa saja. Entah. Kenapa aku tak bahagia sebagaimana LeeTeuk Hyung mengatakannya. Bahkan sampai sekarang senyumnya pun tak hilang. Padahal dulu aku begitu tak sabar untuk segera mendapatkan donor.

“Baguslah. Kalau begitu, aku boleh pulang hari ini?” Aku berusaha bangkit dari tempat tidur, dan berjalan menuju jendela. Aku menatap jalan raya yang sesak dengan berbagai kendaraan. Bagiku, tempat yang paling indah adalah apa yang ku lihat dari atas. Di atas, aku bisa melihat semuanya. Bahkan Namsan Tower bisa kulihat.

“Kenapa kau begitu bersikeras untuk pulang? Siapa yang menunggumu?” Kata-katanya membuatku terdiam. Benar. Memangnya siapa yang menunggu kedatanganku? Aku bukan orang yang penting.

 

|Author Pov|

Yena dan ImSeol sedang asyik bermain game lewat ponsel ImSeol. Mereka tertawa bersama saat guru mereka tidak masuk kelas. Suasananya begitu kacau. Semua siswa dikelas itu asyik bermain. Kecuali JuMyuk. Dia asyik membaca buku yang dipegangnya. Namja berkaca mata itu adalah seorang kutu buku yang digemari para yeoja disekolah. Namun, belum ada yang mampu mendapatkan hatinya.

“Yena~ya! Kau yakin tak tertarik pada JuMyuk?” Tanya ImSeol. Yena berhenti dengan ponselnya, lalu memandang JuMyuk yang pergi keluar kelas.

“Aku tertarik padanya. Dia pintar,” Jawab Yena kembali bermain dengan ponselnya.

“Tapi kau tidak menyukai JongWoon kan?”

Kali ini, Yena kembali berhenti. Cukup lama. Tapi dia tak menatap JongWoon yang sedang asyik mendengarkan music sebagaimana dia memandang JuMyuk tadi. Dia membuang nafasnya malas, lalu bangkit dari duduknya.

“Aku lelah,” Ucapnya menaruh ponsel ImSeol dimejanya sebelum dia pergi keluar. ImSeol cukup kesal karena Yena tak menjawab pertanyaannya. Ya. Yena selalu menghindar dari ImSeol jika dia bertanya tentang JongWoon. Namja yang selama ini disukai ImSeol itu selalu memenuhi pikiran Yena. Entah. Jika dia mendengar namanya, jantungnya tak akan berdetak normal.

Yena duduk di pinggir lapangan. Dia memandang teman-teman dari kelas lain sedang bermain bola. Matanya perlahan dipenuhi air matanya. Dia segera menghapusnya sebelum air mata itu jatuh.

“Kau pasti bisa melakukannya,” Tiba-tiba saja Yena tersentak kaget saat seseorang duduk disampingnya.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Yena. JongWoon tersenyum tanpa menatap Yena.

“Selama aku tidak sekolah. Kau tidak pergi ke ruang Ruang kesehatan lagi kan?” JongWoon menatap Yena yang memandangnya. Tatapan yang membuat Yena tenang, dan merasa nyaman disampingnya. Yena berbohong dengan mengangguk mengiyakan. Senyum JongWoon terlukis membuat HeeWoo juga tersenyum.

“Selalu jaga kesehatan. Jangan terlalu lelah. Aku tidak ingin kau sakit lagi,” Ucap Jongwoon. Dia menggenggam tangan Yena. “Mianhae. Karena aku sempat meninggalkanmu,” Yena menunduk. JongWoon tersenyum malu karena tingkah Yena. Ingin sekali dia memeluk Yena untuk melepas rindunya selama 3 bulan itu. Tapi, dia tak mungkin melakukannya.

Dia bingung jika matanya bertemu JongWoo. Tak dapat dipungkiri, jika dia memiliki rasa yang sama pada JongWoon. ImSeol yang telah dulu menyukai JongWoo tak dapat dia elak. Apalagi, ImSeol selalu berusaha menjodohkannya dengan JuMyuk. Padahal, Yena sama sekali tak ada rasa lain selain kagum pada JuMyuk.

***

           “Minumlah,” JongWoon menyodorkan air pada Yena. Ya. Yena harus kembali ke Ruang kesehatan setelah 2 minggu terakhir ini. Wajahnya pucat, membuat JongWoon khawatir. JongWoon menunggu di ruang UKS hingga Yena membaik. Ya. Itulah yang selalu dilakukan JongWoon. Sebagai anggota yang selalu melayani siswa yang sakit. Karena itulah, dia sering bertemu dengan Yena. Termasuk tentang penyakitnya. Yena malu saat JongWoon mengetahuinya. Dia selalu menghindar untuk tidak masuk Ruang Kesehatan lagi. Tapi, dia tak bisa menahan rasa sakitnya.

 

|JongWoon Pov|

Telingaku lagi-lagi harus menahan teriakan yang nyaris mirip dengan ledakan bom atom. LeeTeuk Hyung lagi-lagi memintaku untuk tinggal lagi di rumah sakit. Memang begitulah seorang dokter. Dia selalu saja membujuk pasiennya untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak ingin dilakukan. Termasuk aku.

Aku tak bisa selalu saja menuruti kemauannya dengan menganggukkan kepala. Ya. Aku menolaknya. Aku tak peduli jika dia terus berbicara hingga berbusa untuk membujukku. Meski dia sudah ku anggap sebagai kakak kandungku. Tapi aku tak bisa jika harus jauh lagi dengan Yena. Selama 3 bulan ini, aku menahan rinduku padanya. Dan baru 5 hari, aku sudah diminta lagi untuk jauh darinya. Apalagi, kondisi kesehatannya semakin memburuk.

Ponselku bergetar memotong ucapan LeeTeuk Hyung. ImSeol? Ada apa dia memanggilku? Apa terjadi sesuatu pada Yena? Aku segera menjawab panggilannya. Diseberang sana, aku mendengar suaranya yang  bergetar. Dia memintaku untuk menemuinya di luar. Tepatnya di seberang rumahku. Tanpa memikirkan hal lain, aku segera berlari menemuinya meninggalkan LeeTeuk Hyung yang menghentikan omelannya. Mungkin saat ini sepertinya dia kesal.

“JongWoon~ah!” Dia menangis berusaha menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Dia berlari lebih mendekat padaku hingga dapat memeluk tubuhku. Apa yang terjadi? Ada apa dengannya?

“Orang tuaku akhirnya berpisah. Lalu bagaimana dengan aku?” Dia semakin erat memelukku. Aku tak bisa melepasnya. Lalu aku mencoba untuk menenangkannya dengan mengelus rambutnya yang terurai. Aku tahu. Alasan kenapa Yena enggan bertemu denganku karena ImSeol menyukaiku. Dia tak ingin menjadi seorang teman buruk dimata ImSeol.

“Lakukan apa yang terbaik untukmu nantinya,” Dia mengangguk masih dalam pelukanku.

“JongWoon~ah!” Akhirnya dia melepaskan pelukannya dan menatapku ragu. Aku berusaha tersenyum agar dia tak ragu menatapku. Mungkin, dia akan mengatakan sesuatu.

“JongWoon~ah! Bolehkah kau menjadi orang yang kusayangi selain orang tuaku?” Senyumku perlahan pudar. Kenapa dia berkata seperti itu? Kenapa dia mengganti topic? “Aku menyukaimu,” Kini aku semakin bingung dengan sikapnya.

“Gomawo, geurigo Mianhae ImSeol~ah,” Mungkin kata-kata ini menyakitkan baginya. Tapi aku tak tahu apa yang harus kukatakan dengan pernyataannya yang membuatku bingung. Mungkinkah dia sedang menyatakan perasaannya? Kenapa begitu cepat? Wajahnya terlihat menyesal. Aku segera meminta maaf padanya dan menjelaskan kata-kataku tadi.

“Aku hanya tidak ingin pertemanan kita berhenti,” Ya. Dia semakin menundukkan wajahnya hingga aku tak dapat melihat wajahnya. Maafkan aku ImSeol.

 

|Author Pov|

JongWoon ragu untuk masuk ke kelas. Dia merasa bersalah pada ImSeol karena kejadian kemarin. Dia melihat ImSeol sedang asyik bermain ponsel. Tapi, matanya berhenti di kursi sudut kanan. Dia melihat Yena bersama JuMyuk sedang mengerjakan tugas. Dia semakin malas untuk masuk kelas dan berniat ke ruang Kesehatan. Tapi, panggilan seorang perempuan membuatnya berhenti melangkah.

“ImSeol~ah!” JongWoon benar-benar kaget saat mendapati seseorang yang memanggilnya adalah ImSeol. ImSeol memberinya senyuman yang tulus. JongWoon bingung apa yang harus ia lakukan. Tak mungkin juga jika saat ini ia harus pergi meninggalkan ImSeol lagi seperti kemarin.

“Kenapa kau tidak masuk? Kau pikir aku tidak melihatmu di pintu?” ImSeol kesal, walau sebenarnya dia hanya berpura bersikap seperti biasanya pada JongWoon untuk menutupi kesedihannya karena peristiwa kemarin. “Kau benar-benar ingin pertemanan kita berhenti?”

“Ani!”

ImSeol tersenyum saat JongWoon menjawab dengan spontan. JongWoon pun ikut tersenyum, lalu merangkul bahu ImSeol untuk masuk ke kelas. ImSeol tersenyum.

Yena melihat kedekatan temannya itu dengan JongWoon. Apa mereka sudah berpacaran? Batinnya masih menatap mereka berdua. Yena duduk mencoba menatap ImSeol ragu.

“Kalian,,,”

“Kami tidak jadi putus pertemanan,” Bisik ImSeol membuat Yena bingung. ImSeol menjelaskan lagi bahwa ia tadinya ingin memutuskan hubungan pertemanannya dengan JongWoon. Tapi tidak jadi. Ya. ImSeol berbohong. Meski hatinya masih sedikit sakit jika mengingat kejadian kemarin.

Yena masih bingung dengan penjelasan ImSeol. Dia pun melirik JongWoon yang sibuk dengan ponselnya. Ponselnya tiba-tiba bergetar dan Yena membuka pesannya.

Ternyata JongWoon. Ia segera melirik JongWoon kembali yang memberinya senyuman. JongWoon meminta Yena untuk pulang bersamanya. Yena mengangguk mengiyakan. JongWoon semakin melebarkan senyumnya. JuMyuk ternyata melihat percakapan batin mereka. Dia terlihat sedih, lalu kembali dengan buku ditangannya.

***

            Ternyata JongWoon meminta Yena untuk pergi ke rumah Yena. Yena sendiri aneh. Kenapa JongWoon ingin pergi ke rumahnya? Padahal dia sudah berbohong pada ImSeol dan berkata bahwa dia akan pergi ke rumah sakit.

“Kau dan ImSeol,,,”

“Kenapa aku dan ImSeol?” Tanya JongWoon sambil berjalan. Yena menundukkan wajahnya sambil menggelengkan kepalanya.

“Berpacaran?” Yena berhenti melangkah. Sementara JunHo masih berjalan. JongWoon menyadari Yena tak ada disampingnya lagi, ia langsung menoleh ke belakang menatap Yena yang sedang menatapnya sedih.

“Kau kenapa?” Tanya JongWoon memegang bahu Yena.

“Kalian berpacaran?” Seketika JongWoon tertawa membuat Yena semakin kesal. Dia meninggalkan JongWoon yang masih tertawa.

 

|JongWoon Pov|

“Kalian berpacaran?” Seketika aku tertawa membuatnya semakin kesal. Aku tak kalah kesal karena dia meninggalkanku.

“Mianhae,” Ucapku menghalangi jalannya. “Aku tidak berpacaran dengannya,” Dia mengangkat dagunya. Ya. Matanya terlihat berair. Mungkinkah dia mengangis? Kenapa?

“Jinjja?” Aku mengangguk mengiyakan. Dia tersenyum. Kenapa? Kenapa dia tersenyum? “Baguslah,” Dia lalu berjalan kembali menabrak tanganku yang kurentangkan.

“Aku berpacaran dengannya,” Ya. Dia menghentikan lagi langkahnya. “Kim Yena,, Kau menyukaiku?” Kenapa jantungku berdetak seperti ini? Aku bahkan tak berlari mengelilingi lapangan sekolah. Dia tak menjawab pertanyaanku dan malah meninggalkanku. Kim Yena. Kau menyukaiku? Ya. Akhirnya aku bisa menyimpulkan ekspresi dan perkataannya. “Apa kalian berpacaran?” “Jinja?” “Baguslah” aku tahu maksud semua itu.

Leave a comment