FF//Life Card/Part 2

Title             : Life Card

Author         : yeyemimi

Main Cast   : Kim JongWoon

                      Kim Yena

Other Cast : JuMyuk

                      Kang ImSeol

                      LeeTeuk

                      Kim Hyena

Genre         : Sad, Romance

Rated         : PG-15

 

***

 

|Author Pov|

           JongWoon menerawang seisi rumah Yena. Sejuk, damai, dan simple. JongWoon kagum dengan suasana rumah Yena. Matanya tertarik untuk melihat sebuah foto yang tertempel di dinding ruang tamu. Ya. Foto keluarga Yena. JongWoon tersenyum saat melihat foto Yena yang duduk disamping Kakak perempuannya. Lucu. Pikirnya.

           “Apa yang kau lihat?” JongWoon berbalik ke arah Yena lalu duduk. HeeWoo menyimpan teh di atas meja lalu duduk berhadapan dengan JongWoon. Kim Hyena, Kakak Yena baru pulang dari kerjanya. Dia menyapa JongWoon lalu ikut bergabung bersama mereka berdua. Mereka tertawa saling bercerita.

           “Baru kali ini melihatnya tertawa begitu lepas,” Batin JunHo memperhatikan Yena yang tertawa begitu lepas saat kakaknya menceritakan kencan pertamanya bersama seorang laki-laki yang ternyata berusia 15 tahun lebih tua dari Kakaknya.

***

           Yena memasuki kelas dengan malas. Karena dia tidak berangkat sekolah bersama ImSeol. ImSeol bilang dia tidak akan pergi sekolah. Yena berkali-kali menendang udara dengan kesal. Ya. Dia semakin kesal karena dia orang pertama yang memasuki kelas. Padahal dia berangkat sekolah seperti biasanya. Aneh dan menyebalkan. Ujarnya.

           “Saengil chukhahamnida~ Saengil chukhahamnida~ Saranghaneun uri Yena ~ Saengil chukhahamnida~~”

           Ternyata teman-teman Yena memberi kejutan padanya. Termasuk ImSeol. Yena merasa ingin menangis saat ini juga. Tapi ImSeol melarangnya dan malah mengajaknya untuk ke depan kelas. Yena berdoa sebelum akhirnya meniup lilin ulang tahunnya.

           “Saengil chukhahmnida,” Yena mengangkat dagunya menatap seseorang yang memberinya ucapan. Laki-laki yang baru, pikirnya.

           “JuMyuk~ah!” Yena tersenyum melihat penampilan JuMyuk yang berbeda. Ya. JuMyuk melepas kaca matanya dan membuatnya terlihat lebih,,, cool

           Suara langkah kaki terdengar menuju kelas itu. Dia terdiam menyaksikan pemandangan yang baginya tak cocok untuk dirinya. Dia pun pergi dari sana.

 

|JongWoon Pov|

           Kenapa kakiku enggan untuk melangkah ke sekolah? Ya. Rasanya aku tak kuat melangkah. Tapi,,, aku sudah terlanjur sampai di depan pintu kelas. Dan aku melihat keramaian. Yena. Aku melihatnya tersenyum, tertawa bahagia di depan JuMyuk.

           Hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku belum memberi ucapan padanya karena semalam aku sedang berada di Rumah Sakit. Jadi, aku belum sempat mengatakannya. Ah! aku benar-benar tak kuat. Kenapa begitu pusing? Perutku mual. Keringat memenuhi tubuh bahkan wajahku.

           “Kau tidak boleh menunjukkannya disini,” Ucapku didepan cermin toilet mencoba menahan rasa sakitku. Aku segera mengambil obat dalam tasku. Lalu meminumnya.

***

           Pulang sekolah, aku mengajak Yena pergi ke sebuah tempat. Aku menutup matanya dengan kedua tanganku. Dia terus memintaku untuk segara melepaskan tanganku dari matanya. Bukan surprise jika aku membiarkannya melihat. Protesku.

           “Kau boleh membuka mata,” Pelan tapi pasti, dia membuka matanya langsung memelukku.

           “Aku bahkan belum mengucapkan selamat padamu,”

           “Tidak perlu. Asal kau disisiku,” Ucapnya semakin erat memelukku. Kenapa aku takut dengan kata-katanya. Ya. Aku takut jika aku mengingkari dan mengecewakannya.

           Kami duduk berdampingan memandang langit sambil memakan kue tartnya. Dia menyuruhku untuk menerima suapannya. Aku terima. Dan giliranku untuk menyuapinya.

           “Apa kau sudah mendapatkan donormu?” Tanyaku. Dia menggeleng tersenyum.

           “Sulit sekali. Ya. Ingin hidup itu sulit sekali. Tapi ingin  mati begitu mudah,”

           “Mana yang kau inginkan?” Dia menatapku aneh. Tapi dia menjawabnya.

           “Tentu saja aku ingin hidup,”

           “Kalau begitu hiduplah!” Kini dia semakin menatapku tajam. Tapi,,, keringat di dahinya mulai muncul, wajahnya terlihat pucat.

           “JongWoon~ah!” Aku segera membawanya pergi ke rumah sakit tempat LeeTeuk Hyung bekerja. Dia ingin hidup. Dia tidak boleh mati. Aku terduduk di depan ruang ICU. JuMyuk dan ImSeol datang bersama Hyena Noona.

           “Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian bersama?” Tanya JuMyuk.

           “Bukan saatnya untuk bertanya tentang itu!” Ucap ImSeol. LeeTeuk Hyung keluar dan Hyena Noona bertanya keadaan Yena. Hyung bilang bahwa Yena harus segara mendapatkan donornya agar segera melakukan operasi. Hyena Noona terlihat sedih. Dia hampir terjatuh, namun tertahan oleh LeeTeuk Hyung.

***

           “Apa maksudmu?” Sudah kuduga. Aku pasti akan mendengar bom atom lagi. LeeTeuk Hyung terus memarahiku karena kata-kata yang kuucapkan tadi.

           “Kau tahu apa yang ku lakukan selama bersamamu? Aku merawatmu agar kau tetap hidup,”

           “Aku tidak meminta,” LeeTeuk Hyung terdiam. Sepertinya dia tak dapat membalas kata-kataku. Dia duduk kembali menutup wajahnya dengan kedua tangannya merasa frustasi, lalu membuang nafasnya kesal.

           “Tapi kau pernah berkata bahwa kau ingin tetap hidup,” Ya. Aku mengaku pernah mengatakannya saat aku pertama kali bertemu Yena.

           “Tapi ada seseorang yang benar-benar ingin hidup,”

           “Aku lelah! Aku tidak akan pernah mengabulkan permintaanmu,”

           “Berhentilah menjadi Hyungku kalau begitu,” Aku rasa, aku benar-benar membuatnya marah besar seperti Hulk. “Untuk apa aku hidup? Tak ada yang menginginkan aku hidup. Saat itu aku berkata aku ingin hidup karena Yena. Bukan karena orang lain yang menginginkanku hidup,,,” Aku tak dapat mengatakan apa-apa lagi. Secara tidak langsung. Aku mengungkit hidupku dulu yang menakutkan.

           Dulu saat dimana aku ditinggalkan ibuku dan dia menulis surat bahwa aku bukan anak yang diinginkan untuk hidup. Aku lalu di bawa oleh pihak Panti Asuhan. Dan sejak saat itu, aku bertemu dengan LeeTeuk Hyung. Hingga dia bisa menjadi seorang dokter.

           “Aku akan tetap melakukannya,” Aku pergi menutup pintu dengan lemas. Yena benar-benar ingin hidup. Aku tak mungkin membiarkannya mati begitu saja.

|Author Pov|

           JongWoon kembali ke ruangan Yena. Di luar, terlihat JuMyuk yang sedang duduk sambil menundukkan kepalanya. JongWoon menghampirinya dan duduk di samping JuMyuk. JongWoon berkata bahwa JuMyuk yang saat ini berada di sampingnya bukanlah JuMyuk yang dia kenal. JuMyuk mengabaikan perkataan JongWoon dan berpikir bahwa JongWoon sedang mengejeknya karena dia tidak memakai kacamata.

           “Dia menderita Leukimia 1 tahun lalu,” JongWoon terdiam mendengar pernyataan JuMyuk. Bagaimana dia bisa tahu? JuMyuk menjawab bahwa dia, Yena, dan ImSeol sudah berteman sejak dulu.

           “Lalu, kenapa kalian terlihat seperti tidak berteman?” Tanya JongWoon mulai penasaran.

           “Karena aku merasa bimbang. Dan akhirnya kami tak sedekat dulu,” JongWoon merasa bingung dan tak mengerti apa yang dikatakan JuMyuk.

           “Aku menyukai Yena. Tapi aku rasa dia tak menyukaiku. Karena kami selalu dijodohkan oleh ImSeol? Atau hal lain?” JuMyuk bertanya pada dirinya sendiri. Sementara JongWoon diam. Dalam hatinya JuMyuk adalah orang yang tepat.

           “Lalu bagaimana jika Yena ternyata menyukaimu?” JuMyuk terlihat kesal karena dia pikir JongWoon sedang mengejeknya. Tapi dia menjawab karena wajah JongWoon terlihat serius.

           “Aku akan menjaganya. Membuatnya bahagia. Dan tentu saja, membuatnya sembuh dari penyakitnya,” JuMyuk tersenyum. Dia benar-benar berharap jika semuanya terjadi. Dan tentu saja ia akan menepati janjinya.

***

           Yena kembali sekolah setelah 2 hari berada di Rumah Sakit. Wajahnya terlihat bahagia saat memasuki kelas dan mendapati temannya sedang bermain ponsel.

           “Aku akan hidup,” Ucapnya pada ImSeol membuatnya memeluk erat Yena. JongWoon yang mendengar percakapan mereka tersenyum namun kembali berwajah dingin.

           Yena menatap kearah JongWoon yang sedang mendengar music. Sepertinya dia juga akan mengabarkan kabar baik ini pada JongWoon.

           Yena meminta JongWoon untuk menemuinya di belakang sekolah. Tapi JongWoon menolaknya dengan sikap dingin. Yena kesal dan terus memaksa JongWoon untuk ikut dengannya ke belakang sekolah.

           “Apa kau tuli?” Yena perlahan melepaskan tangannya dari tangan JongWoon saat berteriak padanya. JongWoon kembali berkata bahwa ia tidak mau bicara bahkan bertemu dengan Yena. Yena tertawa kecil mengira JongWoon hanya bergurau. Tapi JongWoon berkata lagi bahwa apa yang ia katakan adalah benar.

           “Waeyo?” Mata Yena mulai berkaca-kaca. Dia tak menyangka di hari bahagianya, JongWoon berkata hal yang menyakitkan padanya.

           “Karena aku tidak ingin bertemu denganmu,” JongWoon hendak pergi meninggalkan Yena namun terhenti karena ucapan Yena.

           “Aku mengabulkan permintaanmu untuk tetap hidup,” JongWoon meneruskan langkahnya dengan berat hati. Ia ingin menangis, namun mencoba untuk menahannya. Berbeda dengan Yena yang terus menangis setelah mendengar perkataan JongWoon. Dia memukul-mukul dadanya dan terus berkata “Aku akan hidup”

 

|JongWoon Pov|

           Aku pikir dengan begini aku bisa lepas darinya. Tak hentinya aku memaki diriku sendiri di depan cermin. Ya. Aku mengingkari janjiku. Sementara dia menepati janjinya padaku agar tetap hidup. Aku sangat bodoh. Bagaimana bisa aku membuatnya menyukaiku terlalu dalam? Dan sekarang, aku harus bertanggung jawab atas apa yang ku lakukan. Aku harus menjauh darinya.

           Aku kembali ke kelas dan tak melihat Yena di bangkunya. Mungkinkah dia belum kembali? Dengan segera aku berlari menuju tempat dimana tadi kami bertemu. Ternyata benar. Dia masih disana. Aku menghampirinya dengan ragu. Tapi dia menyadarinya.

           “Aku telah memaafkanmu,” Katanya dengan suara gemetar.

           “Lalu kenapa kau lebih memilih untuk hidup yang sulit daripada mati yang mudah?”

           “Karena banyak yang belum ku capai,” Dia masih menundukkan kepalanya. Mungkin untuk menutupi kesedihannya dariku. “Aku ingin tumbuh dewasa hingga aku mampu membalas apa yang telah Hyena Noona lakukan padaku. Aku juga ingin berteman lebih lama dengan ImSeol. Aku juga ingin,,,”

           “Bukankah orang tuamu sudah tak ada? Kau tak ingin menemui mereka?” Aku tahu, mungkin ini pertanyaan yang menyakitkan baginya. Tapi dia menjawab bahwa meskipun orang tuanya sudah meninggal, bukan berarti dia juga harus menyusul mereka hanya karena ingin bertemu. Karena dia sering bertemu dengan mereka dalam mimpi.

           “Kalau begitu tetaplah hidup!” Aku meninggalkannya. Dan aku kembali mendengar tangisnya. Aku tak ingin menyakitinya dengan hal seperti ini. Tapi ini adalah hal terbaik. Maafkan aku Yena.

 

 |Yena Pov|

           Hari ini, terakhir aku sekolah karena mulai besok, aku harus di Rumah Sakit. Menyebalkan! Tapi, apa daya? Seperti inilah usaha agar tetap hidup. Aku ingin hidup! Aku ingin hidup! Akan aku tunjukkan padamu, Kim JongWoon!

           Orang yang ingin aku temui taka da di tempatnya. Ya. Kim JongWoon, aku tak melihatnya. Teman-teman bilang bahwa dia akan pindah ke Las Vegas. Ini lebih menyebalkan daripada tinggal di Rumah Sakit berhari-hari. Sebenarnya apa yang dia lakukan padaku? Bukankah aku sudah memenuhi janjiku? Apa dia justru tak ingin jika aku memilih hidup?

           Aku menundukkan kepalaku mencoba menahan tangis. ImSeol menghampiriku dengan tatapan sedih. Dia memelukku dan berkata padaku untuk berpura-pura tidak mendengarnya.

           Guru Kesiswaan datang dan memberitahu bahwa JunHo sudah mengonfirmasi untuk pindah sekolah ke Las Vegas. Tanpa LeeTeuk Hyung tentunya. Mungkin ini yang dimaksud ImSeol agar aku berpura tak mendengarnya.

           Saat dia tidak masuk 3 bulan, dia juga pergi ke Las Vegas. Mungkinkah dia sudah memiliki,,,

Leave a comment